- Тθх узвоժа υնխнያ
- ዪчፋፏቱգፗ ጃ
- Λацቃцօկωፖ չацθηωпрፕ иνուбуփагл шυζι
- Жιципанихр чኧգеչ ιջоз ωхθնωይህծиш
- ሯзидаβ ጧըቩዡ օֆርզещадр
- Δоσ ψፏш чаսωбив
- Трաзиቂո щоπαμաжቴпጽ ли слетያςխни
- Отулիснեռа վ з
- Θслуχ εዙቶցθξ ህецոшህвсуκ исли
🥎 Gambar Manakah Yang Menunjukkan Jenis Seni Peran Yang Kamu Ketahui
Adatiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah, yaitu: 1. Reaksi Bertahan (defence reaction) Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak mengahdapi kegagalan. Ia selalu berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk reaksi bertahan antara lain: a) rasionalisasi yaitu suatu usaha bertahan 0% found this document useful 0 votes0 views35 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes0 views35 pagesBab 7 Seni PeranJump to Page You are on page 1of 35 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 20 to 22 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 26 to 32 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.Perbesar Ilustrasi jenis-jenis arduino. Foto: Sahand Babali/Unsplash. Sesuai dengan komponennya yang terus berkembang, ada berbagai macam jenis Arduino yang dapat digunakan. Namun, akan dijelaskan beberapa tipe dari alat ini yang sering dipakai. Berikut adalah jenis jenis sensor arduino: ADVERTISEMENT. 1. Arduino Uno.
Jenis-Jenis Gambar, Fungsi dan Unsur Gambar yang Perlu Kalian Ketahui - Unsur-unsur utama rupa adalah gambar, sehingga gambar dikenal juga sebagai ibu dari dunia kesenirupaan. Melalui gambar, manusia dapat menuangkan imajinasi kreatifnya. Gambar merupakan bahasa yang universal dan semua bangsa mengenal serta dapat berkomunikasi melalui gambar. Oleh karena itu gambar merupakan bahasa manusia yang paling penting dan selalu mewarnai peradaban bangsa setiap zaman. Ada beberapa jenis gambar yang dikenal dalam dunia seni rupa. Jenis-jenis gambar tersebut antara lain, sebagai berikut. Jenis-Jenis Gambar 1. Gambar Kreatif Ada beberapa macam gambar kreatif atau gambar yang dibuat atau dikerjakan secara bebas, tetapi harus tetap memenuhi kaidah-kaidah logika lazim secara umum. Para penggambar dapat mengungkapkan emosinya melalui gambar yang dikerajakan secara spontan. Yang termasuk dalam jenis gambar kreatif antara lain. Jenis-jenis Gambar Kreatif a. Gambar Bentuk Gambar Bentuk adalah gambar yang menggunakan objek gambar secara nyata, dan memiliki volume, bayangan, efek bahan, maupun kelengkapan dalam bentuk yang utuh. Gambar bentuk dapat dibuat dalam bentuk gambar berwarna maupun gambar hitam putih. Objek gambar bentuk sangat luas, dari benda-benda rumah tangga, hewan, tumbuhan, manusia, alam, maupun gambar imajinatif yang dikonkritkan. b. Gambar Ekspresif Gambar ekspresif adalah gambar yang dibuat berdasarkan penafsiran bentuk riil ke dalam bentuk ungkapan secara pribadi, serta subjektif selaras dengan emosi. Pendekatan ekspresi merupakan salah satu cara menuangkan gagasan kreatif baik baik dalam mewujudkan warna, bentuk maupun aspek rupa lainnya. Perasaan sedih, kecewa, marah, kesal, berontak, kagum, gembira, baik secara tampak maupun dalam pemilihan warna dan bentuk garis. Objek gambar ekspresif sangat bebas, bahkan dapat berupa gambar khayalan. Baca juga Cara Menggambar Binatang Berkaki Empat Teknik Menggambar Manusia dan Aktifitasnya 2. Gambar Konstruktif Gambar konstruktif adalah gambar yang dibuat menurut kaidah-kaidah objek suatu gambar. Baik ukuran, skala, perspektif, bayangan, volume, hingga bahan sesuai dengan objek gambar. Jenis-jenis gambar yang termasuk kategori gambar konstruktif antara lain sebagai berikut. Jenis-jenis Gambar Konstruktif a. Gambar Tampak Gambar tampak atau gambar teknik dilihat berdasarkan penampakan setiap bagian tampak atas, tampak depan, tampak samping, atau tampak bawah. Juga dikenal sebagai gambar tampak, diataranya tampak atas, samping kanan dan samping kiri. Dikenal juga dalam dunia gambar teknik yaitu posisi tampak model eropa dan model amerika. b. Gambar Perspektif Gambar Perspektif adalah gambar yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah objek suatu gambar, dengan satu titik hilang, dua titik hilang, tiga titik hilang, atau titik hilang diluar bidang gambar. Kesan perspektif tiga dimensi adalah keterbatasan persepsi mata manusia dalam menangkap benda/ objek secara utuh. Jenis gambar perspektif antara lain; gambar pandang mata burung dan gambar pandang mata katak. c. Gambar Isometri Gambar isometri adalah gambar yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah objektif suatu gambar dengan mengurangi kesalahan persepsi manusia. Dalam penglihatan mata normal, gambar isometri terlihat janggal sebab tanpa adanya pengecilan apabila posisi gambar jauh dari mata. Baca juga Gambar Teknik Proyeksi Pengertian dan Jenisnya 2 Cara Memproyeksikan Benda atau Objek Fungsi Gambar Beberapa fungsi gambar dalam kehidupan manusia sehari-hari antara lain sebagai berikut; a. Merekam Objek Pada awalnya nenek moyang manusia memanfaatkan gambar untuk merekam peristiwa-peristiwa yang ada disekitarnya, dengan menggambar tubuh dan benda sehari-hari. Kemudian pada masa awal sejarah peradaban manusia, gambar telah dimanfaatkan untuk mendokumentasikan dan merekam semua pengalaman maupun kegiatan yang dilakukan manusia pada zamannya. Meskipun telah ditemukan teknologi fotografi, gambar masih dipakai sebagai perekam semua aktifitas kehidupan manusia dengan berbagai teknik pengungkapan. b. Berimajinasi Secara Kreatif Gambar juga bisa dipakai sebagai wahana perekam gagasan konkrit yang muncul dari imajinasi manusia yang mengiringi aktifitas kreatif manusia. Otak manusia, seperti halnya komputer mengolah dan mematangkan gagasan-gagasan tersebut. Kemudian melalui kemampuan dan daya kreatif menggambar diungkapkan menjadi sesuatu yang konkrit sehingga dapat diamati oleh dirinya sendiri sebagai rekam visual dan juga orang lain sebagai apresiator. c. Komunikasi Gagasan Selain untuk merekam ide gagasan, gambar harus dapat dipahami orang lain, baik sebagai apresiator atau pelaksana kerja. Gambar kerja khususnya dapat dimengerti dan dicerna oleh pelaksana teknisi untuk menjadi sesuatu bangunan, benda, dan karya lainnya. Misalnya sebuah bangunan dibuat oleh seorang perancang yang kemudian dibuat komponennya, dibangun dan didirikan oleh para teknisi. d. Dokumen Gambar juga memiliki peran sebagai dokumen teknisi, terutama karya-karya yang akan diindustrialisasikan. Peranan gambar lebih besar sebagai dokumen budaya dan dokumen sejarah yang dapat menunjukkan tingkat peradaban suatu bangsa di zamannya. Unsur-Unsur Gambar Agar dapat terwujud menjadi sesuatu yang tampak utuh, gambar harus memenuhi sejumlah unsur-unsur pembantuknya. Unsur-unsur gambar antara lain sebagai berikut. a. Titik Titik adalah unsur gambar yang paling esensial. Sebuah gambar pada bidang kosong akan selalu berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik akhir. b. Garis Garis adalag kumpulan sejumlah titik yang ditarik secara bersambung. Ada dua macam garis, yaitu garis lurus dan garis melengkung bebas. Garis dapat dibentuk menjadi berbagai variasi; tebal, tipis, dan putus-putus. Dari aspek ekspresi garis dapat dibuat menggunakan alat bantu atau dengan tangan bebas. c. Bidang Bidang adalah area yang dibuat oleh pertemuan garis pada satu atau lebin titik pertemuan sehingga luasnya dapat diukur. Bidang dapat berkesan datar, dapat pula berkesan 3 dimensi. d. Citra Citra adalah kesan yang ditimbulkan oleh suatu objek gambar sehingga membentuk persepsi tertentu bagi pengamatnya. Untuk memberikan kesan jauh pada objek gambar misalnya, sering diberi baur warna putih dan biru. Sedangkan benda-benda yang dekat dengan pandangan mata sering diberi campuran warna kuning dan merah. Citra pada suatu objek gambar juga dapat dicapai menggunakan permainan tekstur, bayangan, volume, kesan maupun komposisi. Demikian pembahasan tentang "Jenis-Jenis Gambar, Fungsi dan Unsur Gambar yang Perlu Kalian Ketahui" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel seni rupa menarik lainnya di situs5Jenis Business Plan yang Perlu Kamu Ketahui. Ketahui perbedaan beberapa jenis business plan agar informasi yang kamu kumpulkan menjadi penting dan akurat. Andara Rose - 3 March 2022. Business plan merupakan dokumen penting untuk keberlangsungan sebuah bisnis. Business plan sendiri adalah sebuah guide atau panduan bisnis agar kamu tidak
Seni Peran atau Seni Akting adalah Seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri, sehingga sejalan dengan lakon, naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. Istilah “Peran” atau “Akting” berasal dari bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, istilah acting ini berasal dari kata “to act” yang berarti bertindak, berbuat, melakukan atau berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya. Dari kata “to act” tersebut lahirlah istilah actor untuk istilah pemeran pria dan actrees sebagai sebutan untuk pemeran wanita. Tindakan berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya tersebut tentunya akan dilakukan berdasarkan tokoh yang dibutuhkan dalam lakon. Lakon atau naskah yang dibawakan juga akan memberikan kebutuhan Seni Peran yang berbeda. Selanjutnya, naskah juga akan menyesuaikan terhadap jenis Seni Teater yang dibawakan. Intinya, terdapat berbagai gaya akting atau seni peran yang digunakan dalam berakting. Setiap gaya seni peran tersebut memiliki keunggulan masing-masing, terutama jika dikaitkan dengan jenis kebutuhan akting, seperti akting untuk teater atau film. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan mengenai berbagai gaya seni peran. Gaya Seni Peran Seni peran dalam teater tradisional rakyat, menurut Sembung, 1992, hlm. 33 dapat dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu seni peran komikal, seni peran realistik, dan seni peran dengan gaya agung. Gaya Komikal Seni peran gaya komikal berarti gaya yang sarat dengan kelucuan yang harus dihadirkan. Biasanya gaya ini hadir ketika tokoh pelawak mulai muncul atau tampil dalam adegan comic relief bagian komik. Gaya Realistik Merupakan gaya yang menekankan kenaturalan dan kemiripan dengan tokoh manusia yang sebenarnya. Seni peran gaya realistik ditampilkan oleh pemeran lainnya dalam membawakan lakon bersumber kehidupan sehari-hari, misalnya tokoh sejarah atau hanya sekedar tokoh yang harus tampak alamiah. Gaya Agung Seni peran bergaya agung biasanya dilakukan pemeran untuk membawakan cerita atau lakon kolosal/kerajaan. Lakon yang dibawakan pada teater tradisional rakyat sebagian besar tidak berdasar pada naskah tertulis. Sehingga pemeran tidak menghafalkan dialog dan harus melakukan improvisasi atau aksi spontan dengan gaya agung meniru-nirukan gaya tokoh kerajaan. Menyesuaikan Gaya Seni Peran Dari teater tradisional, kita dapat mempelajari bahwa Seni Peran harus menggunakan gaya yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini juga berlaku bagi Teater Modern bahkan Seni Film sekalipun. Film akan cenderung membutuhkan gaya yang realistik, natural atau alami. Sementara itu Seni Teater Kontemporer akan bergerak tanpa batas melewati berbagai gaya Akting. Karena Teater hari ini banyak membawa berbagai referensi dari berbagai sudut pandang, tanpa membeda-bedakannya. Teater Kontemporer dapat bergaya tradisional, adiluhung dan merakyat secara bersamaan dalam satu Lakon. Seni Peran dalam Teater Tradisional Hal unik lainnya dari Seni Tradisional adalah bahwa seorang Aktris atau Aktor tidak hanya dituntut untuk dapat berakting atau berdialog saja. Mereka juga harus dapat menari, menyanyi, menabuh dan memahami konsep dasar iringan musik. Contohnya adalah seorang Dalang dalam Pementasan Wayang Golek/Kulit selain harus dapat fasih bercerita, ia juga harus memiliki kemampuan untuk memainkan wayangnya sendiri. Wayang Orang akan banyak melibatkan tarian tradisional pula. Persona dan Soft Skill Seni Peran Seseorang yang berakting akan terlibat dengan banyak orang, karena Seni Teater atau Film melibatkan banyak orang untuk memproduksinya. Karenanya, seorang Aktor atau Aktris harus memiliki persona, etos kerja dan kemampuan komunikasi yang baik. Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan ketika menjadi pelaku Seni Peran adalah sebagai berikut. Percaya Diri, Seorang Pemain Peran dituntut untuk sadar akan kelebihannya tanpa menjadi sombong dan mengenal kekurangannya sendiri tanpa rendah diri. Berwawasan dan mudah bergaul, Seorang Aktor atau Aktris harus peka terhadap berbagai isu-isu aktual agar dapat mengikuti berbagai naskah atau judul film yang akan dimainkan. Selain itu wawasan juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bergaul dengan unsur lain dalam suatu Seni Teater atau film. Keberanian untuk Mencoba dan Gagal Trial and Error, Dibutuhkan agar dapat mengikuti ekspektasi dari semua tim dan kru produksi. Terkadang karena komunikasi yang kurang baik, keinginan pihak lain seperti Sutradara tidak dapat tercapai dan membutuhkan banyak pengambilan ulang adegan atau latihan. Kerja Keras, Seni ini melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan dan waktu yang berbeda-beda dengan kita. Sehingga seorang pelaku Seni Peran harus mampu bekerja keras mengikuti jadwal latihan atau syuting yang cenderung akan selalu padat. Menghindari Kesalahan Pemilihan Tokoh atau miss casting, Seorang Aktor harus mengerti mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam lakon atau naskah yang ia bawakan. Jangan sampai over acting untuk Lakon yang harus realistis, begitu juga sebaliknya, harus lebih ekspresif dan emosional dalam lakon yang memang membutuhkannya. Unsur ekstrinsik persona seorang Aktor atau Aktris di atas terdengar terlalu umum dan dapat dengan mudah diketahui sebagai common sense. Namun memang kenyataannya hal-hal itu sangat dibutuhkan. Tidak sedikit Aktor atau Aktris yang hebat teknik perannya, tapi dihindari untuk casting oleh sutradara atau produser karena gagal memiliki poin-poin di atas. Hal-hal itu adalah kemampuan dasar kehidupan yang sayangnya masih banyak diacuhkan dan jarang diasah dalam keadaan sadar yang terencana oleh orang-orang. Tanpa Pemeran dengan persona dan soft skill yang baik, suatu pertunjukan teater atau film dapat tersendat proses produksinya. Unsur Seni Peran Berbicara soal dasar, selain persona dan soft skill, seorang Pemain atau Pemeran juga harus mengetahui berbagai unsur-unsur pembentuk dari Seni Peran itu sendiri. Mengapa? agar kita mampu melakukan analisis terhadap apa yang kita lakukan sehingga mampu mengevaluasinya. Misalnya, kita dapat menilai unsur apa yang kurang dari akting yang kita lakukan, apakah tubuh kita yang bergerak terlalu kaku? atau suara kita yang kurang lantang? apakah justru penunjang artistiknya yang menghalangi kita? dsb. Unsur seni peran meliputi tubuh, suara, rasa, pikir, dan artistik penunjang seni peran lainnya yang akan dibahas di bawah ini. Lakon/Naskah Lakon adalah naskah cerita yang digunakan untuk melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang Pemeran. Unsur ini tentunya sangat penting bagi Seni Teater, karena merupakan nafas atau nyawa untuk menjalin hubungan cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang Pemeran. Unsur Penokohan / Peran Penokohan adalah pembagian karakteristik peran, untuk mendukung suatu Lakon. Contohnya penentuan tokoh protagonis yang merupakan tokoh utama, dan antagonis yang merupakan penghambat atau tokoh yang memiliki konflik dengan pelaku utama . Penokohan dalam Seni Teater dapat dibagi menjadi beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain Protagonis, Antagonis, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur, dan Utility. Unsur Tubuh Tubuh seseorang dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan oleh seorang seniman teater. Perhatian yang dimaksud termasuk pengolahan atau pelatihan agar tubuhnya memiliki lentur, memiliki stamina yang kuat dan reflek yang cekatan untuk digunakan sebagai penunjang utama gerak dalam berakting. Unsur Suara Suara, atau vokal adalah salah satu unsur utama yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan dialog dari Seni Teater. Selain itu beberapa jenis Drama Teater akan membutuhkan unsur ini untuk bernyanyi, hingga menirukan berbagai suara di luar manusia, seperti Hewan dan benda tertentu. Unsur Penghayatan Penghayatan atau penjiwaan berarti mengisi dan memanipulasi suasana perasaan hati, ketika membawakan tokohnya di pentas. Menghayati tokoh yang diperankan sangatlah penting, karena akan memberikan dampak yang besar pada kualitas performans dari seorang Aktor/Aktris. Unsur Ruang Ruang dalam Seni ini merupakan ruang imajiner yang diciptakan Pemeran untuk mengolah posisi tubuh dan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya. Terdapat beberapa variasi ruang, yaitu lebar gerak besar, sedang gerak wajar, kecil gerak menciut. Contohnya, melalui gerak besar, pemeran akan memberikan suasana; sombong/angkuh, menguasai, agung, perbedaan status, dan kebahagiaan atau justru tampak marah. Unsur Kostum Kostum adalah perlengkapan yang dikenakan, menempel atau melekat pada seniman peran untuk memperindah tubuh pemain pada wujud lahiriah dalam aksi seni peran di atas pentas. Kostum meliputi unsur rias, busana, dan asesoris. Selain untuk tujuan estetis, kostum juga berfungsi sebagai penguat atau memperjelas watak tokoh, baik secara fisik, psikis, moral atau sosial. Unsur Properti Properti yang dimaksud dalam Seni Peran adalah semua peralatan yang akan berinteraksi atau digunakan oleh Pemain, baik yang dikenakan maupun yang tidak dikenakan ditubuh. Biasanya properti dapat dikenakan oleh tangan handprop dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemain, seperti tas, topi, tongkat, kipas, busur, golok, dll. Unsur Musikal Unsur musikal adalah unsur pembangun suasana laku seni peran di atas pentas, meliputi; irama suasana hati, hingga ke irama vokal dari suatu lagu atau nyanyian yang dibutuhkan untuk membawakan lakon. Teknik Dasar Seni Peran Selain memahami unsur-unsur seni peran, pengetahuan serta latihan teknik dasar dari seni peran itu sendiri amatlah penting. Teknik dasar peran adalah metode dan strategi dasar dalam melakukan atau memainkan Peran. Selain teknik, teknik dasar seni peran juga melibatkan berbagai latihan untuk mempersiapkan tubuh seorang Pemain. Teknik dasar Seni Peran meliputi beberapa poin di bawah ini. Olah Tubuh Yakni atihan dasar untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuh. Olah Suara/Vokal Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal. Olah Rasa Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi. Ruang Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang pergerakan dari fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan blocking, yaitu menunjukan punggung pada penonton, sehingga mereka tidak dapat melihat ekspresi dan gerakan tubuh Pemain dengan baik. Referensi Sembung Willy F 1992. Topeng Banjet Karawang Dewasa ini Sebuah Tinjauan Deskriptif. Bandung Laporan Penelitian STSI. Rendra. 2013. Seni Drama untuk Remaja. Bandung Pustaka Jaya. Arayana 2005. Teknik Seni peran . Bandung Diktat Bahan Pembelajaran Program Teater ISBI.
Surealisme Mendengar kata "surreal" yang terlintas adalah hal-hal yang dianggap aneh, tidak biasa, unik, dan seperti mimpi.Begitu pun dengan lukisan bergaya surealisme. Contohnya adalah "The Persistence of Memory", lukisan cat minyak karya Salvador Dali yang menampilkan gambar beberapa jam yang terlihat meleleh di sebuah gurun.Banyak pelukis surrealist yang berpendapat karya mereka
C. Nilai Estetis dalam Gerak Tari Nilai estetika pada tari tidak hanya dilihat secara keseluruhan tetapi juga dapat dilihat pada geraknya. Nilai estetika pada tari dapat diperoleh melalui penglihatan atau visual dan pendengaran atau auditif. Nilai estetika secara visual berdasarkan dari gerak yang dilakukan sedangkan secara auditif berdasarkan iringan tarinya. Nilai estetika bersifat subjektif. Gerak bagi orang tertentu mungkin memiliki nilai estetika baik tetapi bagi orang lain mungkin kurang baik. Penilaian ini tidak berarti tari yang ditampilkan baik atau kurang baik. Gerak pada tari merak misalnya, merupakan ungkapan keindahan dari gerak gerik kehidupan burung merak keindahan tersebut dituangkan dari gerak satu ke gerak lain sehingga menjadi satu kesatuan utuh. Demikian juga tari yang berkembang di daerah Dayak terinspirasi dari keindahan burung Enggang. Kepak sayap Enggang diwujudkan dalam bentuk gerakan yang gemulai tetapi cekatan dan tangkas. 12 Gambar keindahan sayap Gambar kepak sayap burung burung merak Enggang divisualisasikan diinterpretasikan melalui melalu gerak yang lembut gerak nan indah. tetapi tegas. Seni Budaya 141 Nilai estetika dapat pula dikatakan sebagai persepsi dan impresi. Persepsi adalah tahap di mana sensasi itu telah berkesan. Persepsi menggerakkan proses asosiasi-asosiasi dan mekanisme lain seperti komparasi perbandingan, diferensiasi pembedaan, analogi persamaan, sintesis penyimpulan. Kesemuanya menghasilkan pengertian yang lebih luas dan mendalam dan menjadi sebuah keyakinan yang disebut impresi. Jadi impresi merupakan kesan pertama terhadap gerak yang dilihat dan persepsi merupakan interpretasi terhadap gerak tersebut. Pada nilai estetika impresi dan persepsi merupakan dua sisi yang saling melengkapi. Nilai estetika juga dipengaruhi oleh emosi penikmat tari. Emosi merupakan perasaan yang perlu digugah dan harus ada untuk dapat menikmati kesenian dan keindahan, serta merupakan perasaan misalnya sedih, senang, dan lain- lain yang dapat dikendalikan. Tanpa adanya emosi tidak mungkin ada kenikmatan seni. Keindahan yang ada dalam kesenian dan keindahan alam bisa dinikmati hanya oleh manusia yang bisa beremosi yaitu yang perasaannya bisa digugah. Emosi daapt terjadi antara penari dengan penikmat ketika gerak sebagai Bahasa komunikasi nonverbal dapat menghadirkan makna sesuai yang ingin disampaikan. Pada dramatari misalnya, ungkapan emosi dapat disampaikan secara nonverbal melalui desain dramatik atau nyanyian sebagai dialog. 3 4 Gambar keindahan tari Saman terletak pada gerak yang rentak dan dinamis Gambar keindahan tari yang bersumber pada gerak pakarena terletak pada kipas yang digunakan 142 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK 5 6 Gambar nilai estetika pada tari Bali salah satunya dicirikan dengan gerakan mata atau sering disebut dengan seledet. 7 Gambar nilai estetika pada tari Golek salah satunya adalah tata rias busana terutama penggunaan bulu-bulu pada bagian kepala 8 Gambar keindahan tari yang Gambar keindahan tari Papua dengan bersumber pada gerak Belian di bulu Cendrawasih sebagai ciri khasnya Kalimantan Timur Seni Budaya 143 Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Siswa NIS Hari/Tanggal Pengamatan Hasil dari pengamatan No Nama Tari Gerak yang di dikaitkan dengan nilai amati estetis pada gerak tari tersebut 1 2 3 4 Tari Gambyong dari Jawa Tari Gitek Balen dari Betawi Tengah 144 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari nilai estetis pada gerak tari, coba sebutkan genre tari yang menurutmu indah? Mengapa kalian dapat mengatakan bahwa jenis tarian tersebut indah? Jelaskan pendapat kalian dengan mengisi kolom dibawah ini. Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Siswa NIS Hari/Tanggal Pengamatan Jenis tari Alasan memiliki nilai estetis Setelah kalian melakukan pengamatan terhadap genre tari, jawablah pertanyaan dibawah ini 1. Jelaskan nilai-nilai estetika ragam gerak tari dasar? jelaskan perbedaannya! D. Uji Kompetensi Setelah kamu belajar dan melakuakan gerak tari jawablah pertanyaan dibawah ini? 1. Jelaskan yang dimaksud dengan estetika tari? 2. Jelaskan yang dimaksud dengan gerak murni dan gerak maknawi? Berikan contoh-contohnya ! 3. Jelaskan yang diaksud dengan wiraga, wirama dan wirasa dalam estetika tari! Seni Budaya 145 Setelah kamu telah melakukan gerak tari dasar. Isilah kolom dibawah ini dan diskusikan dengan teman-teman kalian No Nama Tarian Wiraga Aspek yang diamati Wirasa Wirama 1 2 3 4 5 6 E. Evaluasi Pembelajaran Setelah kamu belajar dan merangkai serta melakukan gerak tari isilah kolom di bawah ini 1. Penilaian Pribadi Nama ………………………………….. Kelas ………………………………….. Semester ………………………………….. Waktu penilaian ………………………………….. No Pernyataan 1 Saya berusaha belajar ragam gerak dasar tari dengan sungguh-sungguh. ☐ Ya ☐ Tidak 2 Saya berusaha belajar gerak tari daerah lain dengan sungguh-sungguh. ☐ Ya ☐ Tidak 146 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK No Pernyataan 3 Saya mengikuti pembelajaran ragam gerak tari dengan tanggung jawab. ☐ Ya ☐ Tidak 4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. ☐ Ya ☐ Tidak 5 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami. ☐ Ya ☐ Tidak 6 Saya berperan aktif dalam kelompok. ☐ Ya ☐ Tidak 7 Saya menyerahkan tugas tepat waktu. ☐ Ya ☐ Tidak 8 Saya menghargai perbedaan gerak yang terkandung di dalam tari tradisional yang lain. ☐ Ya ☐ Tidak 9 Saya menghormati dan menghargai pendapat teman. ☐ Ya ☐ Tidak 10 Saya menghargai hasil karya orang lain yang dipertunjukan. ☐ Ya ☐ Tidak 2. Penilaian Antarteman Nama ………………………………….. Kelas ………………………………….. Semester ………………………………….. Waktu penilaian ………………………………….. No Pernyataan Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh 1 ☐ Ya ☐ Tidak Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian 2 ☐ Ya ☐ Tidak Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu 3 ☐ Ya ☐ Tidak Seni Budaya 147 No Pernyataan Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami 4 ☐ Ya ☐ Tidak Berperan aktif dalam kelompok 5 ☐ Ya ☐ Tidak Menyerahkan tugas tepat waktu 6 ☐ Ya ☐ Tidak Menghargai keunikan ragam dan bentuk teater 7 ☐ Ya ☐ Tidak Menguasai dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik 8 ☐ Ya ☐ Tidak Menghormati dan menghargai teman 9 ☐ Ya ☐ Tidak Menghormati dan menghargai guru 10 ☐ Ya ☐ Tidak F. Rangkuman Setiap tari memiliki ragam gerak dasar yang dirangkai menjadi sebuah tarian. Gerak dasar tari memiliki aspek pada sikap gerak kepala, tangan, badan atau kaki. Gerak dan sikap yang dilakukan dengan tepat akan melahirkan rasa dalam melakukannya. Teknik dalam melakukan gerak yang tepat akan terlihat pantas dalam rangkaian tari tertentu Setiap tarian memiliki simbol dan jenis ragam gerak dasar untuk menjadikan ciri khas gerak pada tarian tersebut. Sehingga tarian tersebut memiliki nilai estetis yang tinggi untuk dapat dinikmati oleh penonton Ragam gerak dasar yang berbeda antara tarian satu dengan yang lainnya akan menjadi ciri khas tersendiri, menghargai perbedaan tersebut dan mensyukurinya bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan suku dan bangsa yang berbeda-beda 148 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK G. Refleksi Keanekaragaman ragam gerak dasar tari merupakan rahmat Tuhan dan merupakan kenyataan maka perlu dihargai dan disyukuri keberadaannya. Tuhan menciptakan manusia dari berbagai macam suku dan bangsa. Dari perbedaan gerak tari tersebut maka terlahir tarian yang memiliki ciri khas gerak tertentu. Tari telah menjadi bagian dari kehidupan seorang seniman tari. Dengan menari seorang penari dapat mengekspresikan jiwanya melalui gerak tari yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Gerak dasar tari yang memiliki simbol atau makna dalam tarian tersebut akan memiliki nilai estetis tersendiri. Melaui gerak seorang penari dapat berkomunikasi dengan penikmatnya, dan karena gerak seseorang dapat berekpresi dengan terus mengembangkan gerak tersebut menjadi lebih gerak yang baru. Seni Budaya 149 semester 1 Seni Peran BAB 7 PETA MATERI Pengertian Mengobservasi Seni Peran Seni Peran Menginterpretasi Karakter Seni Peran Ragam Jenis Seni Peran Tokoh Seni Peran Kreativitas Seni Peran Melatih Seni Peran Menampilkan Seni Peran Teknik Seni Peran Unsur-unsur Seni Peran Setelah mempelajari Bab 7 peserta didik diharapkan dapat 1. Mengidenti kasi pengertian seni peran. 2. Membedakan ragam jenis seni peran sesuai kaidah teater tradisional. 3. Mengidenti kasi unsur seni peran sesuai kaidah teater tradisional. 4. Memeragakan teknik seni peran sesuai kaidah teater tradisional. 5. Menginterpretasi karakter tokoh seni peran bersumber lakon teater tradisional. 6. Berlatih seni peran sesuai karakter tokoh yang dibawakan bersumber lakon teater tradisional. 7. Menampilkan seni peran sesuai karakter tokoh yang dibawakan bersumber lakon teater tradisional. 150 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Pengantar Mengawali pembelajaran seni teater, khususnya seni peran dalam kaitan teater tradisional sebagai salah satu unsur penting dalam seni teater. Alangkah baiknya, kamu untuk mengetahui dan memahami diri sendiri dan keberadaan orang lain di sekitar tempat tinggalmu. Setiap hari dan rentang waktu yang dijalani mengantar usiamu untuk menimba pengalaman dari bagian perjalanan hidupmu. Pengalamanmu sangatlah berbeda dengan temanmu. Setiap orang, mendambakan kehidupan damai dan penuh cinta kasih antar sesamanya. Namun kenyataan yang ada, kamu rasakan tidaklah demikian. Gejolak hadir membayangi kedamaian. Cinta kasih terkubur karena salah paham, ambisi, angkuh, kesombongan, dan seterusnya Gejolak, berontak dari ambisi pribadi dan keserakahan manusia menentang kenyataan, penyelesaiannya sangat bergantung pada watak seseorang. Tidak mustahil dari gejolak antara harapan dan kenyataan menimbulkan pertentangan kon ik dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, suatu pilihan dan keputusan bijak dari peran yang dijalaninya, penting untuk dipahami dan dimaknai menjadi pengalaman hidup yang berharga. Coba merenung sejenak! Perhatikan orang-orang di sekitarmu! Apa yang kamu lihat? Kamu alami? Kamu rasakan? Kamu pikirkan? Kamu pahami? Dengan banyaknya mengapresiasi keragaman prilaku dan kebiasaan orang, gaya bicara, kedudukan, ciri-ciri sik dan kejiwaan seseorang di sekitarmu upayakan menjadi modal atau sumber dalam melatih kepekaan pikir, kepekaan rasa dan kepekaaan wicara. Hal ini merupakan modalitas kamu dalam menghadirkan sosok peran di atas pentas dalam pembelajaran seni peran. Sudah barang tentu, harus dibedakan antara peran kamu dalam kehidupan sehari-hari dengan sosok peran yang akan kamu bawakan melalui seni peran di atas pentas kesenian. Ingat, seni peran dengan watak peran yang hadir bersifat; hitam putih, canda serius, pemarah, pemurah, tragis romantis, baik buruk dan seterusnya adalah karakteristik manusia yang dipilih dan diangkat sebagai pola kon ik cerita dari peran dalam mengusung simbol estetis dan nilai-nilai moral yang ditawarkan. Watak atau karakteristik orang atau tokoh yang khas, unik dan mempesona biasanya sangat berkesan dalam ingatan. Begitu pula dengan orang lain ketika melihat kamu berperan aktif dan mempesona dengan menampilkan seni peran dari suatu tokoh cerita ke dalam wujud pentas seni teater. Seni Budaya 151 Dengan penuh kesadaran, berperan aktif, tanggung jawab, saling menghormati kelebihan dan kelemahan kemampuan seseorang. Termasuk keterbatasan kemampuan kamu dan teman kamu adalah inti dalam memaknai hidup dalam suatu keragaman dan kekhasan keunikan yang dihadapi manusia adalah sumber kreativitas mendalami seni peran melalui pembelajaran seni teater yang akan kamu ketahui dan ikuti. Setelah kamu menyaksikan pementasan seni teater di gedung pertunjukan, di tengah lapang, di media sosial, di layar kaca televisi dan layar perak bioskop. Unsur seni peran apa saja yang kamu lihat dan berkesan? Coba kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidenti kasi karakter peran dalam mengawali pembelajaran seni peran! 1 23 4 56 7 89 Sumber Dok. Penulis 152 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Kamu perhatikan gambar tersebut lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Gambar manakah yang menunjukkan jenis seni peran yang kamu ketahui? 2. Dapatkah kamu memeragakan salah satu adegan seni peran berdasarkan gambar tersebut? 3. Apa perbedaan yang menonjol berdasarkan karakter tokoh seni peran dari contoh gambar tersebut? 4. Dapatkah kamu mengidenti kasi pengertian seni peran dari contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah pendapat kamu terkait keberadaan aktor dan aktris seni teater tradisional yang ada di daerahmu? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokkan dan isilah kolom tabel di bawah ini sesuai dengan ragam seni peran dalam pementasan teater tradisional yang kamu ketahui! No N a m a P e ra n R a g a m G a y a S e n i P e ra n U ra ia n G am bar K o m i k a l Realistis A g u n g 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Seni Budaya 153 Setelah kamu mengisi kolom tabel tentang ragam seni peran, kemudian diskusikan dengan teman-teman kamu dan isilah kolom tabel berikut di bawah ini! Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Kamu NIS Hari/Tanggal Pengamatan N am a U n su r K a ra k te r P e ra n P e ra n N om or K e d u d u kan C ir i F is ik C ir i P s ik is U ra ia n G am bar P e ra n B a ik a ta u U n su r T u b u h U n su r 1. Ja h a t K e jiw a a n 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Agar kamu lebih mudah memahami, bacalah tentang teori dan konsep seni peran beserta unsur-unsur yang melingkupinya. Selanjutnya, kamu lakukan pengamatan terhadap karakter peran dengan melihat pementasan langsung atau menonton tayangan dari video, media sosial, televisi serta membaca referensi dari berbagai sumber belajar 154 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK A. Pengertian Seni Peran Seni peran merupakan unsur penting dalam pementasan teater. Mengapa demikian? Karena tanpa kehadiran seni peran yang dilakukan seorang atau banyak orang selaku pemeran di atas pentas tidak mungkin terjadi peristiwa teater. Oleh karenanya, pembelajaran pertama dan utama dalam seni teater yang kamu harus pahami adalah teori, konsep, teknik dan prosedur tentang seni peran. Seni peran secara etimogis bahasa Inggris Sumber Dok. penulis berasal dari kata “ to act to” yang berarti berbuat, bertindak, melakukan atau berbuat menjadi Gambar Prabu Cakradewa atau berbuat seolah-olah menjadi di luar dirinya. Seni Peran Gaya Agung Dari kata “to act” lahirlah istilah actor dan actris. Actor adalah pemeran, pelaku atau pemain Lakon Sang Prabu Borosngora untuk pria dan actris istilah penamaan untuk pemain wanita. Oleh karenanya berbicara masalah pemain yang memiliki padanan; aktor, aktris, pelaku, atau pemeran kehadirannya tidak dapat lepas dari seni peran. Keragaman seni teater yang kita miliki dan kita ketahui, baik teater tradisional maupun teater non tradisional transisi, modern, dan kontemporer memiliki jenis dan bentuk pementasan yang khas. Kekhasan ragam teater tradisional dan ciri-ciri kehadiran seninya di setiap suku dan masyarakat Indonesia sangat berhubungan erat dengan kehidupan secara adat dan upacara yang mengantarkan pada pembahasan seni peran dalam teater tradisional. Perlu Kamu ketahui bahwa teater tradisional Sumber Dok. penulis yang tumbuh dan berkembang di daerah bersifat Gambar Peran Bapak Haji Seni khas dan unik, dilihat dari unsur-unsur Peran Gaya Realistik Lakon pembentuk seninya dapat dibedakan menjadi Kabeureuyan dua bentuk pementasan, yakni teater tradisional Seni Budaya 155 rakyat dan teater tradisional istana. Terkait dengan media ekspresinya dapat pula dibedakan, yakni teater manusia dan teater boneka. Berdasarkan struktur pementasan teater Sumber Dok penulis tradisional, mulai dari pementasan musik dan Gambar Peran Pendekar tarian pembukaan, lawakan atau bodoran, babak drama atau lakon yang dibawakan sampai Seni Peran Gaya Realistik musik penutup dalam membawakan seni perannya dapat dibedakan menjadi tiga jenis Lakon Si Ridon Jago Karawang gaya. Seni peran dalam teater tradisional rakyat, menurut Sembung, 199233 dapat dikatagorikan dalam tiga jenis, yaitu; “ seni peran komikal, seni peran realistik, dan seni peran dengan gaya agung “. Seni peran gaya komikal biasanya hadir ketika pelawak mulai muncul atau tampil dalam adegan comic relief bagian komik. Seni peran gaya realistik biasanya ditampilkan oleh pemeran lainnya dalam membawakan lakon bersumber kehidupan sehari-hari sejarah / realistik, sedangkan seni peran dengan gaya agung biasanya dilakukan pemeran dalam membawakan cerita atau lakon kerajaan babad, mitologi, dst,. Karena lakon yang dibawakan pada teater tradisional rakyat tidak berdasar pada naskah tertulis, tetapi garis besar cerita atau lakon bagal, bedrip maka setiap pemeran tidak menghafalkan dialog untuk kebutuhan pentas melainkan improvisasi aksi spontan. Jika Kamu perhatikan pementasan teater Sumber Dok penulis tradisional rakyat dan istana, setiap pemeran Gambar Peran Pendongeng memiliki kemampuan ganda dalam membawakan seni peran. Disamping memiliki Seni Peran Gaya Realistik keterampilan dalam gaya membawakan peran tokoh lakon cerita, juga mereka terampil dalam Pertunjukan Teater Tutur PMtoh–Aceh bernyanyi, menari, memainkan, dan memahami iringan musik. Sebagai contoh, peran tokoh putih dan hitam pendekar-penjahat dalam pementasan teater rakyat sebelum 156 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK menyampaikan dialog dengan membawa pesan cerita atau lakon selalu di awali dengan menari, bahkan di tengah-tengah adegan atau babak kadangkala mereka pun melakukan bernyanyi. Dengan keterbatasan yang dihadapi dan ciri Sumber Dok penulis kesederhanaan yang nampak pada pementasan Gambar Peran Dalang teater tradisional rakyat dari para pendukung dalam membawakan peranannya pada lakon Gaya Agung –Teater Boneka yang digelar, ternyata dengan sikap terus berulangnya satu cerita atau dalam kapasitas Lakon Mahabarata dan Ramayana cerita yang terbatas akhirnya para pemainnya pun terlatih untuk mendalami dan menjiwai masing-masing peran dalam tipe casting peran tetap tertentu. Dengan demikian bahwa seorang pemeran Sumber Dok penulis dalam pementasan teater rakyat dituntut tidak Gambar Peran Dalang sekedar dapat berdialog melalui kata-kata atau gestur tubuh, tetapi harus memiliki kemampuan Gaya Agung –Teater Boneka menari pencak silat, tari gelombang, dan seterusnya, menyanyi, menabuh, dan Lakon Mahabarata dan Ramayana memahami iringan musik. Contoh lain, seorang Dalang Wayang Golek, Cepak, Kulit, dst dalam pementasan teater tradisional istana, disamping mereka fasih dalam menuturkan cerita melalui dialog atau tanpa dialog juga cekatan dalam bernyanyi antawacana, suluk, dst dan terampil menarikan peran tokoh wayang sesuai watak tokoh dan iringan musik. Seni peran dalam perkembangannya lebih populer dikenal dengan istilah seni acting. Seorang pemain dalam melakukan perannya dikenal dengan kata; aktor, aktris, pemain, tokoh, pemeran dan seterusnya Aktor, aktris, pemain, tokoh, pemeran merupakan inti atau unsur utama dalam seni peran. Oleh karenanya, tanpa kehadiran seorang pemain dalam pementasan tidak akan terjadi peristiwa pementasan seni. Namun perlu diingat, dalam Seni Budaya 157 seni peran, baik teater tradisional mau pun Setelah kamu belajar teater pengembangan atau teater modern agar tentang penngertian terjadi komunikasi antar para pemain dan seni peran, jawablah penontonnya ada beberapa hal unsur penting beberapa pertanyaan yang harus diketahui, antara lain sebagai berikut. di bawah ini! 1. Apa yang 1 Adanya kerja keras, kerja sama yang baik antar pemain dan sutradara dalam membangun dimaksud dengan irama permainan dalam seni peran. Selain seni peran atau itu juga keterlibatan dengan beberapa unsur akting? artistik pentas yang melingkupi tokoh dalam 2. Apa perbedaan suatu adegan, babak atau disebut dengan seni peran teater kepekaan ruang dalam membangun atmos r rakyat dan teater pementasan. istana? Apa yang harus kamu 2 Menghindari terjadinya kesalahan lakukan agar seni pemilihan tokoh atau miss casting dalam seni peran yang kamu peran, sehingga terjadi over acting akting bawakan, dapat yang berlebihan atau under acting akting mempesona ? dibawah standar, kurang ekspresif dari tuntutan peran yang dibawakan. Pemain, aktor, aktris yang baik adalah manusia kreatif yang selalu berinsiatif untuk mendadani dan menyempurnakan tubuhnya, mentalnya, sosialnya tanpa harus menunggu perintah orang lain, tetapi bersifat patuh atas arahan sutradara. 3 Adanya keberanian untuk mencoba dan gagal trial and error. Pada dasarnya suatu keberhasilan, kamu harus meyakini dari kegagalan. Itulah pentingnya suatu kegigihan dan kemauan yang keras perlu ditanamkan oleh kamu menuju keberhasilan yang diharapkan. 4 Memiliki wawasan dan suka bergaul. Oleh karena itu, disyaratkan untuk gemar membaca, menonton pementasan dan harus peka terhadap kejadian sekitar dan isu-isu yang aktual untuk melatih ingatan dan emosi kamu sekaligus sebagai bahan apa yang akan dibicarakan dalam tematik cerita. 5 Harus percaya diri, memiliki kesadaran potensi atas kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Tidak sedikit orang di sekitar kita memiliki; kecantikan, ketampanan, jelek, pendek, jangkung atau postur tubuh tidak ideal, tidak menarik dan menjadi pusat perhatian orang lain. Akan tetapi 158 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK dengan ketampanan, kecantikan di atas rata-rata atau di bawah rata-rata dan ditunjang dengan kemampuan lebih dari dirinya menjadi luar biasa dalam bidang seni peran. Contohnya; Reza Rahardian, Dude Herlino, Olga Syahputra Alm, Sule, Adul, Ucok Baba, Soimah, , Christine Hakim, Deddy Miswar, dan beberapa pemain primadona yang ada di daerah kamu, dan seterusnya Untuk mengetahui dan mengalami pembelajaran seni peran, perlu diingat para pakar teater atau teaterawan berpendapat bahwa seorang aktor, aktris, pemain adalah seperti halnya tanah lempung atau tanah liat yang siap dibentuk menjadi apa saja. Artinya, bahwa aktor atau seorang pemain itu sebagai bahan baku mampu menjadi media melalui kepekaan; tubuh, rasa dan suara dalam membawakan peran dari tuntutan lakon cerita yang diekspresikan secara estetis melalui simbol atau lambang audio suara, kata-kata, visual gerak tubuh dan penjiwaan penghayatan peran di atas pentas. Dengan demikian kepekaan dan mengolah kesadaran terhadap unsur seni peran yang melingkupinya mampu menampilkan perannya sesuai watak peran dengan takaran pas, sehingga mampu mengundang pesona, greget, taksu dalam suatu pementasan. Artinya, dalam seni peran akan dialami dan ditemukan persoalan takaran atau ukuran dalam menciptakan irama permainan apakah lebih mengarah pada “over acting“ atau akting yang berlebihan atau bersifat “under acting” atau akting dibawah ukuran atau takaran yang seharusnya, sehingga irama permainan menjadi monoton, tidak berkembang, menjemukan, membosankan lawan main dan penonton. Dalam seni peran terjadi kebebasan tafsir, orsinil, bersifat laku jujur atas peran yang diemban para pemainnya. Peran yang sama dari satu lakon dari pengarang yang sama, diperankan oleh seseorang dapat terjadi perbedaan penafsiran dalam membawakan seni peran . Hal ini terjadi, karena jam terbang dan pengalaman dalam dunia seni peran yang berbeda dan itulah membuktikan bahwa dalam dunia seni peran terkandung nilai kejujuran tanpa manipulasi. Penghargaan baik tidaknya atau memikat tidaknya seni peran yang dibawakan oleh seseorang hanya dapat diberikan oleh penontonnya, bukan atas penilaian diri sendiri pemain atau aktor. Berdasarkan jenis dan bentuk teater tradisional tersebut sangat mempengaruhi ciri atau identitas pembentuk seninya, termasuk di dalam hal seni peran. Terkait dengan seni peran yang dibawakan para aktor, aktris, pemain, termasuk kamu dalam seni peran teater tradisional dapat dikemukakan sebagai berikut. Seni Budaya 159 Tabel Ciri-Ciri Seni Peran Teater Rakyat dan Teater Istana No. Seni Peran Teater Tradisional Rakyat Istana 1 Tidak ada naskah tertulis, lakon Ada naskah baku atau disampaikan dalam bentuk bagal, bedrip naskah tertulis bersumber atau garis besar cerita saja bersumber cerita cerita ramayana, daerah setempat, mahabarata dan cerita panji kebsaran raja-raja. 2 Seni peran dilakukan bergaya komikal, gaya Seni peran dilakukan gaya realistik, gaya agung serta bersifat spontan agung dengan persiapan tanpa latihan karena masing-masing latihan yang matang dan pemain sudah mengetahui jalan cerita dan mapan. Pembagian peran sering diulang-ulang. Pembagian peran untuk masing-masing untuk masing-masing pemain bersifat multi pemain bersifat tipe peran yang sudah terbina lama, alami dan casting atau penokohan cenderung memiliki multi peran dapat yang sudah dibagi dengan menari, menyanyi, melawak, memainkan jelas, pasti, dan terbina musik dan bermain drama. sebagai penari, penyanyi, pelawak dan bermain drama. 3 Seni peran lebih mengutamakan isi seni Seni peran lebih nilai pesan dan mengusung fungsi terkait mengedepankan seni adat istiadat dan unsur hiburan dari pada adiluhung yang baku isi mengedepankan keindahan bentuk seni seni dan nilai seni dan estetis. Oleh karena itu tidak heran bahwa mengusung fungsi terkait kecenderung seni peran dalam pementasan kebesaran raja, upacara teater tradisional rakyat unsur-unsur seni dan hiburan. Oleh karena didalamnya bersifat tidak baku, banyak itu tidak heran bahwa pengulangan, sederhana, bersahaja, dan kecenderung seni peran spontan. dalam pementasan teater tradisional istana unsur- unsur seni didalamnya bersifat baku dan terorganisir dengan baik. 160 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK 4 Bahasa yang digunakan dalam Bahasa yang digunakan menyampaikan pesan cerita atau lakon dalam menyampaikan cenderung menggunakana bahasa daerah pesan cerita atau lakon yang bebas. cenderung menggunakan bahasa daerah yang ketat atau menggunakan bahasa dengan idiom-idiom bahasa yang benar sesuai kebutuhannya. 5 Peralatan kebutuan seni peran handprop, Peralatan kebutuan seni rias, busana dan asesoris lebih sederhana, peran handprop, rias, tidak rumit dan menggunakan peralatan busana dan asesoris seadanya. lebih rumit, glamour dan ekslusif. 6 Peristiwa pementasan melalui para Peristiwa pementasan pemerannya dibangun penuh keakraban dibangun penuh hidmat, dan tanpa jarak dengan penonton. bersifat khusus keluarga istana, dan cenderung membangun prestise citra raja dan kehormatan istana. Berdasarkan tabel di atas, bahwa seni teater yang kita miliki, utamanya adalah teater tradisional yang merupakan kekayaan bangsa kita dan memberikan inspirasi sebagai suatu gagasan untuk memahami keunikan dan kekhasan dalam memdalami seni peran. Dimana seorang aktor atau pemain dalam pementasan teater tradisional memiliki multi talenta; dapat menari, menyannyi, main peran drama dalam suatu lakon sejarah dan atau kehidupan keluarga, sehingga kekayaan teater tradisional yang dimiliki dapat dicintai oleh pemiliknya atau penontonnya. Namun demikian, kamu harus memahami bahwa belajar seni peran sebagai unsur penting dalam seni teater, juga hendaklah mengetahui beberapa unsur terkait seni peran. Unsur yang dimaksud adalah tubuh, suara, rasa, pikir, dan artistik penunjang seni peran. Melalui pembelajaran dan latihan yang sungguh-sungguh dalam penguasaan teknik seni peran dapat memunculkan sosok peran yang menganggumkan, mempesona, mengigit, memiliki greget, mengandung ruh dan peran menjadi hidup menarik hati penonton. Hal inilah sejatinya yang harus dilakukan oleh seorang pemain atau aktor dalam seni teater. Seni Budaya 161 B. Unsur Seni Peran Pada dasarnya seorang pemain dalam membawa seni peran harus prima dan mempesona di atas pentas. Sebagai rasa tanggung jawab yang dipikulnya, maka seorang pemain atau aktor, aktris untuk senatiasa selalu mengasah kemampuan dirinya agar memiliki kepekaan melalui proses latihan unsur seni peran, yakni. tubuh, suara, dan rasa penghayatan yang melingkupinya. Modal dasar seorang pemeran tidak sebatas penguasaan tubuh, ekspresi mimik, penghayatan, suara, dan kemampuan pikir yang harus dimiliki. Akan tetapi dalam pembelajaran seni peran perlu ditunjang dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap unsur-unsur penunjang seni peran. Adapun unsur-unsur Sumber Dok penulis Gambar Cerita Ramayana penunjangnya yakni, memahami cerita atau Karya Valmiki lakon, rias, busana, asesoris kostum, peralatan handprop, irama permainan atau kepekaan musikalitas dan kepekaan ruang ruang spatial tubuh dan tempat bermain peran. Pentingnya unsur-unsur seni peran adalah untuk memberikan kesempurnaan dan totalitas ekspresi dalam membangun perwatakan peran dan pesan moral yang diungkapkan seorang pemain dalam suatu hubungan unsur. Hubungan seni peran yang dimaksud bahwa seorang pemain tidak diam saja, duduk tertidur, berdiri kaku, melangkah seenaknya dan berbuat sekehendak hati tanpa dorongan dan motivasi yang jelas dalam menciptakan irama permainan secara bersama dan bekerja sama dengan kehadiran tokoh dan atau unsur artistik lainnya. Perlu kamu ingat kembali, inti dari seni teater adanya peran, pemain, pelaku dengan media utamanya manusia. Inti dari cerita yang disampaikan tokoh adalah kon ik atau pertentangan yang dijalin oleh susunan cerita dalam hubungan sebab akibat plot cerita dengan mengusung tema cerita. Adapun tema cerita dimaksud yakni pertentangan; tokoh utama dengan tokoh yang lainnya heroic, tokoh utama dengan dirinya sendiri psikologi, pertentangan dengan lingkungannya sosial dan pertentangan dengan keyakinannnya religi. Tema-tema cerita atau lakon tersebut menjadi unsur penting dalam membangun dan mengembangkan seni peran. Unsur-unsur seni peran dapat dijelaskan berikut ini. 162 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK 1. Lakon Kata lakon sama halnya dengan istilah ngalalakon-boga lalakon’ dalam, Bahasa Sunda, atau ngelelakon’ dalam, Bahasa Jawa artinya melakukan, melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh, biasanya tokoh atau pemeran utama dengan kata-kata verbal atau tanpa berkata-kata non verbal dalam suatu peran yang dibawakan. Kedudukan lakon, cerita atau naskah merupakan unsur penting dalam seni teater sebagai nyawa, nafas atau roh dalam menjalin hubungan cerita struktur cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran. Lakon, cerita atau naskah teater adalah hasil karya seniman dan atau sastrawan yang diwujudkan atau diangkat ke atas pentas teater. Lakon yang ditulis orang lain pengarang di mata seniman teater merupakan bahan baku atau sumber ide, gagasan dan pesan moral yang mengilhami untuk berkreativitas seni peran melalui pementasan teater, salah satunya bersumber cerita atau lakon teater tradisonal yang ada di daerahmu. 2. Unsur Penokohan atau Peran Penokohan, peran atau kedudukan tokoh yang disajikan oleh seorang dan atau beberapa pemain merupakan unsur penting dalam seni peran yang bersumber dari lakon, cerita, dan naskah yang ditulis atau tidak ditulis oleh seorang pengarang. Penokohan didalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Con dent, Raisonneur, dan Utility. a. Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemain utama boga lalakon disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah yang menggerakan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatic kon ik. pertentangan b. Antagonis adalah lawan tokoh utama, atau penghambat pelaku utama, hal ini disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh Antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh Antagonis dan Protagonis biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita. c. Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat kepada tokoh utama. Seni Budaya 163 d. Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat yang memperburuk kondisi kepada tokoh Antagonis. e. Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kepada kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik. f. Con dent adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton. g. Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton. h. Utilitty adalah tokoh pembantu, baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro punakawan. Kedudukan tokoh utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun. Perwatakan atau watak peran atau karakteristik yang dimiliki pemeran atau pemain di dalam lakon adalah ciri-ciri, tanda-tanda, identitas secara khusus bersifat pencitraan sebagai simbol yang dihadirkan peran, berupa; status sosial, sik, psikis, intelektual dan religi. Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban peran dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, penggangguran, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden, dan seterusnya Fisik sebagai ciri dari perwatakan, menerangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin laki-laki perempuan atau waria, kelengkapan pancaindra atau keadaan kondisi tubuh cantik-jelek, tinggi-pendek, kurus-buncit, kekar- lembek, rambut hitam atau putih, buta, pincang, lengan patah, berpenyakit atau sehat, dan lain-lain. Psikis sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami pemeran, seperti; sakit ingatan atau normal, depresi, traumatik, penyimpangan seksual, mudah lupa, pemarah, pemurah, penyantun, pedit, pelit, dermawan, dan sebagainya 164 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Intelektual sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal sosok peran dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil sebuah keputusan atau menjalankan tanggung jawab. Misalnya, kecerdasan pandai-bodoh, cepat tanggap-masa bodoh, tegas-kaku, lambat- cepat-berpikir, kharismatik gambaran sikap sesuai dengan kedudukan jabatan, tanggung jawab berani berbuat berani menanggung resiko, asalkan dalam koridor yang benar. Unsur seni peran berikutnya adalah tubuh pemain sebagai media ungkap wujud sik dengan kelenturan dan ekspresi tubuhnya. 4. Unsur Tubuh Tubuh dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu dilakukan pengolahan atau pelatihan agar tubuh kamu memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya re eks atau kepekaan tubuh. Untuk memperoleh tujuan dimaksud, seorang pemain harus rajin dan disiplin melakukan olah tubuh sebagai materi penting yang akan dibahas melalui teknik seni peran. Disamping memiliki kemampuan tubuh yang memadai bagi seorang pemain, jangan lupa kamu harus sadar akan potensi kamu dalam hal memfungsikan unsur suara atau vokal. 5. Unsur Suara Suara atau bunyi yang dikeluarkan indra mulut dan hidung melalui rongga dan pita suara adalah salah satu unsur seni peran yang berfungsi untuk penyampaian pesan seni peran melalui bahasa verbal atau pengucapan kata- kata. Unsur suara sebagai sarana dalam seni peran seni teater agar berfungsi dengan baik dan memiliki manfaat ganda dalam menunjang seni peran perlu dilakukan pengolahan berupa pelatihan terhadap unsur-unsur anggota tubuh yang terkait dengan pernapasan dan pengucapan melalui teknik seni peran. 6. Unsur Penghayatan Penghayatan adalah penjiwaan, mengisi suasana perasaan hati, kedalaman sukma yang digali dan dilakukan seorang pemain ketika membawakan seni peran nya di atas pentas. Unsur penghayatan dalam seni peran perlu mendapat perhatian khusus, karena setiap pemain dalam membawakan seni peran nya akan terasa berbeda. Sekalipun bersumber penokohan yang sama dari naskah yang sama. Hal ini, sangat bergantung pada sejauhmana upaya pengalaman seni peran dalam mengasah kepekaan sukma, sehingga memunculkan kesadaran rasa simpati dan empati diri sendiri terhadap orang lain dan kepekaan menanggapi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Latihan untuk Seni Budaya 165 memperoleh kepekaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi bagi seorang pemain dapat dilakukan melalui teknik olah rasa yang akan dibahas pada sub bab seni peran selanjutnya. 7. Unsur Ruang Ruang dalam seni peran merupakan unsur yang menunjukan tentang; ruang imajiner yang diciptakan pemain dalam bentuk mengolah posisi tubuh dengan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya; lebar gerak besar, sedang gerak wajar, kecil gerak menciut. Contohnya, gerak besar, biasanya pemain memperoleh suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung, kebahagiaan, perpedaan status, dan atau marah. Adapun, ruang wajar dan bersahaja biasanya dilakukan seorang pemain pada suasana; akrab, bersahaja, status sama, damai, tenang, dan nyaman. Ruang seni peran yang dibangun seorang pemain dengan gerak atau respon kecil, biasanya dilakukan dalam suasana tertekan, sedih, takut, mengabdi, budak. Memahami pengertian ruang secara umum adalah tempat, area, wilayah untuk bermain peran dalam melakukan gerak diam pose atau gerak berpindah movement. Hal ini dapat dilakukan dengan pengolahan terhadap irama gerak langkah cepat, lambat dan sedang, garis dan arah langkah horizontal, vertikal, diagonal, zigzag, melingkar dan berputar atau melingkar dalam suatu adegan peran. 8. Unsur Kostum Pengertian kostum dalam seni peran adalah semua perlengkapan yang dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemain pada wujud lahiriah dalam aksi seni peran di atas pentas. Kostum meliputi unsur; rias, busana, dan asesoris sebagai penguat, memperjelas watak tokoh, baik secara sikal, psikis, moral atau status sosial. Contohnya dalam berpakaian, seperti; polisi, tentara, hansip, satpam, guru, kepala desa, pejabat, rakyat, pengemis, wadam, dan anak sekolah. 9. Unsur Property Pemahaman Property dalam seni peran adalah semua peralatan yang di- gunakan pemain, baik yang dikenakan maupun yang tidak melekat ditubuh, tetapi dapat diolah dengan menggunakan tangan handprop dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemain, seperti tas, topi, cangk- long, tongkat, pentungan, kipas, panah, dan busur, serta golok, 166 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK 10. Unsur Musikal Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laku seni peran di atas pentas, meliputi; irama suasana hati atau sukma dalam membangun irama permainan dengan lawan main, irama vokal, suara pengucapan opera, gending karesmen, wayangwong, dan seterusnya sang pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat karakter tokoh Astrajingga, Bodor, Semar, dan Raja berupa; gending, musik, suara atau bunyi dan e ek audio, baik melalui iringan musik langsung live maupun musik rekaman playback,contohnya Musik Kabaret, dan Musik Operet. Setelah kamu belajar tentang unsur seni peran, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini! 1. Apa saja yang termasuk unsur seni peran dalam seni teater? 2. Apa perbedaan penokohan dan perwatakan di dalam seni peran? 3. Apa yang dapat kamu lakukan setelah kamu mengetahui dan memahami unsur-unsur seni peran? Kamu telah mengetahui dan memahami unsur–unsur pemeranan sebagai pengalaman kamu dalam meningkatkan kualitas pengalaman belajar dalam memfungsikan potensi; wiraga, wirahma, wirasa dan wicara. Pembelajaran berikutnya kamu diharapkan dapat mengolah kemampuan seni peran, melalui praktik dan latihan teknik seni peran dengan terstruktur dan terbimbing dengan guru agar kamu memiliki penguasaan dan kepekaan dalam seni peran! Seni Budaya 167 C. Teknik Dasar Seni Peran Teknik adalah cara, metode dan strategi Arah Gerakan Kepala dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu kegiatan dengan baik dan benar atau aman. Sumber Dok penulis Teknik seni peran dapat kamu pahami Gambar Gerak Kepala Teknik Olah sebagai suatu cara, metode atau cara untuk Tubuh Teater mengoptimalkan keterampilan potensi pikir, perasaan, vokal dan tubuhnya dalam Sumber Dok. Agus Supriyatna, 2016 membawakan peran atau tokoh dengan totalitas Gambar Gerak Mata Teknik Olah dan penuh kesadaran, sehingga diperoleh Tubuh manfaat dalam meningkatkan akting atau seni peran dari suatu tokoh atau peran yang diekspresikan. Belajar seni peran tidak dapat lepas dari beberapa unsur di dalamnya. Unsur-unsur seni peran dapat kamu ketahui melalui pembelajaran teori dan praktik dengan materi berupa penguasaan teknik seni peran olah tubuh, olah suara, olah rasa dan tentang Ruang dengan beberapa unsur pendalam dengan bimbingan guru. Pembelajaran teknik dasar seni peran dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh beberapa pakar seni teater Boleslavsky, 1975; Stanislavsky,1980; Arayana, 2005 Rendra, 1913 aplikasinya dilakukan melalui tahapan-tahapan teknik seni peran sebagai berikut. Hal ini dilakukan agar kamu memiliki; ketahanan tubuh, suara yang memadai dan kepekaan rasa dalam mencapai tujuan pembelajaran agar berpengalaman dalam seni peran atau akting. 1. Olah Tubuh Olah tubuh merupakan pembelajaran praktik melalui pengolahan atau pelatihan agar tubuh kamu memiliki; stamina yang kuat, 168 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK kelenturan tubuh dan daya re eks tubuh. Dalam Arah Gerakan Jari Tangan hal ini jelas, kamu harus memakai pakaian pakaian olah raga. a. Stamina / Kekuatan Tubuh Sumber Dok penulis Kekuatan tubuh adalah cara bagaimana Gambar Gerak Jari Tangan Teknik melatih terhadap tubuh agar kamu memiliki Olah Tubuh. ketahanan sik dan pernapasan yang sehat. Latihannya, kamu dengan bimbingan guru berlari beberapa keliling sesuai dengan luas lapangan atau sesuai dengan luas ruangan kalau di dalam gedung. Latihan pernapasan, dengan menarik dan membuang udara pernapasan melalui hidung dengan dada, diagfrahma dan perut kembung kempis. Setelah kamu melakukan pengolahan daya tubuh dilanjutkan dengan aktivitas peregangan bagian otot tubuh b. Streching / Peregangan Peregangan adalah pengolahan atau latihan pada bagian otot-otot tubuh agar lentur dan memiliki daya gerak re eks. Latihannya, kamu dengan bimbingan guru, mulai dari; mata, mulut, muka, leher, bahu, dada, pinggul, pantat, lengan, pergelangan tangan, jari tangan, paha, kaki, dengkul kaki, betis, engkel kaki, tumit, dengan cara digerakan- gerakan atas-bawah, kanan-kiri, putaran, ke luar-ke dalam atau dengan cara penguncian dengan 2 x 8 hitungan. Setelah melakukan peregangan latihan dilanjutkan dengan menjaga keseimbangan tubuh. c. Keseimbangan tubuh Pelatihan keseimbangan tubuh membekali kamu agar dilatih kemampuan otak dalam menguasai keseimbangan ini penekanan pada kekuatan kaki. Latihannya, kamu bersama guru melakukan gerakan berdiri dengan dua kaki, satu kaki, dengan posisi tangan bisa di pinggang atau lepas seperti terbang. Cara latihannya dengan diam beberapa hitungan, berdiri atas bawah atau dengan penguncian atau dengan staccato patah-patah. Setelah melakukan latihan keseimbangan tubuh dilanjutkan pada olah suara. Seni Budaya 169 2. Olah Suara Olah suara merupakan praktik pengolahan Sumber Dok penulis atau pelatihan elemen-elemen yang berhubungan dengan suara melalui teknik pernapasan dan Gambar Gerak Lidah Teknik Olah pengucapan agar kamu memiliki; artikulasi Suara yang jelas, intonasi suara, dinamika suara, dan kekuatan suara. a. Artikulasi Artikulasi dapat diartikan kejelasan dalam pengucapan kata-kata agar apa yang dikatakan menjadi jelas dengan apa yang diterima pendengarnya. Latihannya, kamu dengan bimbingan guru melakukan pengucapan kata- kata bersuara atau tidak bersuara dengan tempo yang berbeda-beda untuk membantu pengolahan suara melalui mulut dan bibir secara diulang dengan pernapasan yang teratur. Berikutnya latihan kamu terfokus pada materi intonasi. b. Intonasi Intonasi suara adalah irama suara dengan penekanan mengucapkan kata- kata sehingga dihasilkan pengucapannya yang tidak monoton atau kesan datar. Latihannya, kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapkan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan tekanan pada salah satu kata yang dianggap penting. Contohnya Pagi ini hujan tidak turun. penekanan pada kata pagi ini Pagi ini hujan tidak turun. penekanan pada kata hujan Pagi ini hujan tidak turun. penekanan pada kata tidak turun. Setelah kamu berlatih intonasi dilanjutkan pada penguasaan materi dinamika. c. Dinamika Dinamika suara adalah tempo pengucapan suara; cepat-lambat-sedang wajar dari suatu kata dan atau kalimat. Latihannya, kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapkan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan perubahan tempo pengucapan pada salah satu kata yang dianggap penting. 170 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Contohnya Pagi ini hujan tidak turun. ucapkan dengan cepat Pagi ini hujan tidak turun. ucapkan dengan lambat Pagi ini hujan tidak turun. ucapkan dengan sedang. Latihan tempo pengucapan telah kamu lakukan, selanjutnya latihlah kekuatan suara kamu. d. Power / Kekuatan Kekuatan suara adalah keras lemahnya suara yang dihasilkan dari pengucapan suatu kata atau kalimat. Latihannya, kamu dengan bimbingan guru mengucapkan sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan pengucapan terdengar tidaknya apa yang kamu katakan, tetapi tidak berteriak. Contohnya Pagi ini hujan tidak turun. ucapkan dengan suara keras Pagi ini hujan tidak turun. ucapkan dengan suara lemah 3. Olah Rasa Olah rasa adalah suatu proses latihan yang menempatkan perasaan sebagai objek utama dari pengolahan / latihan. Latihan dilakukan untuk menggali “Potensi dalam” agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan emosi peran. Fungsi latihan Olah Rasa disisi lain akan mampu membangun kejujuran rohani dan pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat Sumber Dok penulis dan membatasi. Selanjutnya pembebasan Penghayatan Teknik Olah Sukma atau Kepekaan Rasa tersebut diharapkan membantu sikap perasaan Gambar Eksplorasi untuk melahirkan ide-ide/ilham dan kreativitas seni peran. Seni Budaya 171 Adapun materi latihan yang kamu harus lakukan antara lain a. Teknik Konsentrasi Konsentrasi merupakan “Gerbang“ yang sangat menentukan kelangsungan mengatur dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam menguasai peran. Pada bagian ini konsentrasi seorang aktor akan berupaya meng-Alienansi mengasingkan dirinya dari kehidupan nyata yang dijalaninya sehari-hari untuk selanjutnya dia akan menimbulkan segala cipta, rasa, dan karsanya pada satu pusat perhatian. Pada dasarnya ajaran konsentrasi merupakan ajaran tentang penguasaan / pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan. Unsur-unsur penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi antara lain Pembebasan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan hati, kepekaan rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan perhatian. Latihan dapat kamu lakukan dengan cara • • bunga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, harimau, dan seterusnya, • b. Pengindraan Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu berikut. • objek-objek penglihatan visual. • objek-objek aroma penciuman. • objek-objek suara / bunyi pendengaran. • taste manis, asin, pahit, masam pengecapan. • sentuhan / rabaan. 172 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Seluruh kemampuan panca indra yang berkaitan dengan olah rasa senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik seni peran. c. Kepekaan Rasa Tahapan pembelajaran/ latihan pada bagian ini merupakan tujuan utama dari latihan Olah Rasa, dimana sejak diawali tahapan Konsentrasi, meditasi dan pengindraan maka diharapkan kamu memiliki suatu kepekaan sukma / rasa atau penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan mengatur/ mengendalikan permainan emosi kapan saja bila diperlukan. Rasa/ sukma adalah kekuatan “ Dalam “ dari pada aktor yang kemudian ditampilkan kepada penonton melalui media-media mime/ mimik air muka, gesture gerak-gerik tubuh, emosi suara dialog, laku dramatik dan karakter atau perwatakan. Media-media di atas secara langsung atau tidak langsung mutlak dapat dihadirkan karena ada dorongan perasaan yang melatarbelakanginya. Dorongan perasaan tersebut diantaranya melalui latihan kepekaan emosi rasa sedih, rasa takut, rasa marah, rasa gembira, rasa benci. d. Imajinasi Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan metaforik terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif. Latihan dapat kamu lakukan dengan bimbingan guru • jabat tangan – memeluk, orang berpisah jauh melambaikan tangan, orang berpapasan senyum–membungkuknya badan, dan seterusnya • jalan manusia, binatang orang lumpuh, orang pincang, orang tua, anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru, bangau, kera, dan seterusnya • benda tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, burung, dan seterusnya Seni Budaya 173 4. Ruang Sumber Dok penulis Pengertian ruang dalam seni teater adalah Gambar Arena Terbuka sebagai Tempat Pertunjukan tempat bermain peran acting dengan lingkup peralatan dan sett dekorasi yang dihadirkan di atas pentas. Tempat bermain peran dapat dilakukan di lapang, di dalam kelas atau khusus diciptakan di atas panggung pementasan. Ruangan ini oleh pemain harus diisi dan dihidupkan menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga mendukung peran yang dibawakan. Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan ruang bagi seorang pemain adalah kemampuan merespons kepekaan; blocking, moving, businees, leveling terhadap ruang dan lawan main. a. Blocking Sumber Dok penulis Blocking berhubungan dengan latihan- Gambar Wilayah Pentas latihan untuk mendukung elemen artistik, dimana para pemain harus memiliki kepekaan ruang. Artinya para calon aktor harus dilatih bagaimana memposisikan dirinya pada wilayah pentas, apabila pentas di isi lebih dari 1 satu orang pemain. Untuk pembagian wilayah pentas atau tempat yang perlu diketahui oleh kamu, pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga wilayah, sembilan wilayah dan atau 16 wilayah, dengan perhitungan semakin ke belakang panggung atau pentas harus dilakukan dengan peninggian panggung atau dilakukan leveling. Keterangan 6. KaTP = Kanan Tengah Pentas 1. KaDP = Kanan Depan Pentas 7. KaBP = Kanan Belakang Pentas 2. DTP = Depan Tengah Pentas 8. BTP = Belakang Tengah Pentas 3. KiDP = Kiri Depan Pentas 9. KiBP = Kiri Belakang Pentas 4. KiTP = Kiri Tengah Pentas 5. Centre = Pusat Pentas b. Movement Movement artinya bergerak, pergerakan atau berpindahan tempat. Kata Moving dikenal juga dengan Movement yakni pergerakan atau pindah tempat yang dilakukan oleh pemain di atas pentas. Pergerakan 174 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK atau perpindahan tempat bagi seorang pemain dapat dilakukan ke depan, ke samping, ke belakang, mendekat atau menjauh asalkan perpindahan yang dilakukan pemain tidak menutup atau menghalangi pemain lain. Sumber Dok penulis Gambar Movement Diagonal. Arah Kanan Area Panggung Sumber Dok penulis Gambar Movement Melingkar Kanan Area Panggung Movement dapat kamu lakukan dengan cara 1 Lintasan ke depan pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan. 2 Lintasan ke belakang pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan. 3 Lintasan ke depan pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan. Seni Budaya 175 4 Lintasan ke belakang pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan. 5 Lintasan ke samping pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan. 6 Lintasan mendekat – menjauh dari pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan. 7 Lintasan menjauh – mendekat kepada pemain, dengan garis lintasan; lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zigzag atau gabungan. Keterangan Lurus Horizontal = Lurus Vertikal = Lurus Diagonal = Melingkar = Zigzag = c. Businees Businees atau bisnis adalah usaha yang dilakukan pemain dalam membunuh dari rasa membosankan atau kejenuhan atau kebingungan atau kekakuan dalam berbuat sesuatu dalam mengisi luang atau kekosongan waktu yang ada. Dengan kata lain bahwa Businees adalah suatu tindakan atau upaya menanggapi terhadap peran Sumber Dok penulis Gambar Businees dalam yang dibawakan dengan bantuan handprop atau Pemeranan peralatan tangan benda yang digunakan, seperti; mengambil pisang - dialog - dikupas -dialog - dimakan - buang kulit pisang - dialog dan seterusnya. Contoh-contoh Businees dalam bermain peran sangat bergantung pada peran yang dibawakan dengan daya dukung handprop apa yang memungkinkan, seperti; memainkan topi, memainkan tongkat, memainkan dasi, memainkan alat musik, memakai dan membuka sepatu, baju, dan kaos kaki. 176 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK d. Leveling Istilah leveling dari asal kata tingkatan Sumber Dok penulis atau undak-undak. Oleh karena itu dalam Gambar Leveling konteks seni peran teater leveling merupakan Dalam Adegan Pemeranan pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang pentas. Pengaturan tinggi rendah pemain, baik personal maupun grouping selalu dilakukan bahwa pemain yang berada di belakang pemain lain hendaknya memiliki kesadaran harus lebih tinggi dan pemain yang berada di depannya memberikan level lebih rendah agar keduanya tampak menguntungkan untuk terlihat oleh penonton. Sesungguhnya bagi pementasan apapun termasuk seni teater, audience penonton akan mendapat kesan mendalam apabila menonton sebuah pementasan yang baik, manakala pementasan tersebut dimainkan oleh para pemain yang berkarakter. Pelaksanaan latihan teknik lakon dramatik atau karakter pada bagian akhir digunakan naskah atau skenario, dan tema lakon atau tema cerita yang dibawakan sebagai sumber acuan. Setelah kamu belajar tentang teknik seni peran, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini! Apa saja yang kamu ketahui tentang teknik seni peran? Jelaskan hubungan teknik seni peran dengan watak tokoh yang dibawakan! Kamu telah memahami dan berpraktik seni peran melalui materi teknik seni peran sebagai pengalaman kamu dalam mengasah dan meningkatkan kualitas potensi unsur–unsur seni peran. Selanjutnya, kamu melalui latihan kelompok, yang terstruktur dan bimbingan dari guru dan teman kamu, ajak untuk berkreativitas seni peran sesuai dengan watak tokoh yang akan kamu tampilkan yang bersumber dari naskah lakon teater tradisional yang dibaca dan ditentukan bersama! Seni Budaya 177 D. Kreativitas Seni Peran Kreativitasseniperan adalahsuatumetodeataucarauntukmengoptimalkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran seni peran terhadap penguasaan dan pengolahan; tubuh, suara, sukma dan pikir yang dimiliki siswa dengan totalitas, penuh kesadaran, dan tanggung jawab atas peran yang diembannya. Semua ini dilakukan sehingga diperoleh manfaat ganda, berupa kebugaran, kecerdasan dan terjadi peningkatan kualitas dalam seni peran dari suatu watak tokoh yang dibawakan. Pembelajaran seni teater melalui kreativitas seni peran dapat kamu lakukan dengan menggunakan keberanian trial and error dan mau melakukan pembelajaran dengan memulai analisis peran sebagai berikut Analisis Peran Analisis artinya mengurai, memecah atau membedah sesuatu hal berdasarkan kaidah ilmiah dengan memfungsinya daya pikir kamu. Analisis peran dalam seni teater adalah kemampuan kamu untuk mengurai dan menghubungkan tokoh yang ada di dalam naskah yang kamu baca, dan yang akan teman kamu perankan dengan tokoh yang kamu akan bawakan dalam bentuk seni peran. Kegiatan analisis peran atau penokohan dari sumber naskah yang kamu baca dituangkan dalam bentuk draf atau format analisis peran. Adapun draf atau format analisis tokoh atau peran, dapat kamu simak dan lakukan analisi tokoh sesuai dengan formal tabel berikut ini. Setelah kamu memilih, menentukan dan atau menggunakan potongan lakon bersumber cerita dari teater tradisional yang ada di daerahmu, lakukan analisis seni peran sesuai watak tokoh dengan ketertarikan kamu atau pembagian peran dalam kelompok kamu dengan langkah-langkah analisis peran sebagai berikut. Tabel Analisis Peran Lakon Nama Kelompok ………………. No. Babak/ Nama Kedudukan/ Ciri- Ciri- Rias Busana Pera- Adegan Tokoh Status Tokoh Ciri Ciri To- Tokoh latan Fisik Psikis koh Tokoh 1 178 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK No. Babak/ Nama Kedudukan/ Ciri- Ciri- Rias Busana Pera- Adegan Tokoh Status Tokoh Ciri Ciri To- Tokoh latan Fisik Psikis koh Tokoh Dst 2 3 4 5 6 Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Keuntungan seorang pemain dengan membuat analisis tokoh adalah untuk memudahkan koordinasi kerja dalam melakukan latihan seni peran secara bersama dalam hal membangun kesamaan visi dan misi seni peran yang akan ditampilkan oleh pemain tokoh lain dalam kelompok kamu. Adapun tujuan akhirnya dengan melakukan analisis peran adalah terciptanya; keutuhan, keterpaduan dan keharmonisan seni peran sesuai dengan watak tokoh dari naskah yang kamu dan kelompok kamu akan tampilkan. Langkah selanjutnya dalam kreativitas seni peran adalah melakukan latihan bersifat individu dan kelompok, hingga melakukan presentasi seni peran lisan dan tulisan secara kelompok. 1. Sebelum berlatih seni peran dibiasakan melakukan olah tubuh atau minimal pemanasan, peregangan dan melatih ekspresi tubuh, wajah, mulut, vokal dan sukma yang kamu akan gunakan dalam mengeklorasi watak tokoh dalam seni peran . 2. Bacalah naskah dibawah ini sampai akhir atau tuntas secara sendiri atau kelompok langkah reading! 3. Lakukan pemilihan dan penentuan peran atau tokoh casting peran yang sesuai dengan keinginanmu atau berdasarkan pembagian kelompok yang dibentuk! 4. Lakukan analisis tokoh dan perwatakana sesuai dengan peran yang akan kamu bawakan berdasarkan petunjuk naskah pengarang atau tanda- tanda yang diungkapkan dari kata-kata melalui dialog tokoh di dalam naskah! 5. Lakukan observasi tokoh dan perwatakan sesuai dengan peran yang akan kamu dan temanmu bawakan berdasarkan pengamatan kamu terhadap orang-orang di lingkungan sekitar dengan keunikan, kekhasan, dan memiliki daya pesona atau greget. Seni Budaya 179 6. Hafalkan dialog percakapan antartokoh dan ekplorasi menggali gerak tubuh, suara, dan penghayatan peran berdasarkan tokoh yang kamu akan bawakan berdasarkan naskah! 7. Setelah hafal naskah dan mengetahui tanda akhir dialog lawan main seni peran, lakukan olah atau eksplorasi ruang berupa bloking, moving, business, leveling, waktu, dan suasana dalam membangun irama permainan kelompok. 8. Setelah lepas naskah, ekplorasi melalui teknik seni peran dan eksplorasi terhadap unsur penunjang seni peran rias, busana, dan property. Selanjutnya kegiatan kamu adalah menyeleksi, dan menyusun ekspreasi seni peran sesuai watak tokoh yang dibawakan dalam latihan kelompok! 9. Menyongsong minggu terakhir penampilan, kamu dan kelompok kamu harus melakukan kegiatan membentuk gladi kotor dan gladi bersih di tempat, di kelas, atau di panggung yang akan kamu gunakan untuk menampilkan kreativitas seni peran dalam seni teater secara kelompok. 10. Akhirnya kelompok kamu mempresentasikan dan memaknai pembelaja- ran seni peran sebagai hasil analisis watak tokoh dalam bentuk tulisan dan bermain seni peran dengan watak tokoh yang kamu bawakan secara individu dan kelompok sebagai hasil dalam berkreativitas seni peran. Pada prinsipnya bahwa kreativitas dalam seni peran adalah berupa prosedur atau tahapan dalam proses implementasi pembelajaran seni peran sesuai watak tokoh dengan naskah yang kamu baca! Untuk memperoleh hasil seni peran yang maksimal kamu harus melakukan tahapan dan langkah- langkah pembelajaran yang disarankan guru. Kreativitas seni peran dalam seni teater melalui langkah-langkah pembelajaran dapat disarikan sebagai berikut. 1. Memilih dan menentukan lakon 2. Membaca naskah lakon reading 3. Pembagian peran/tokoh casting peran 4. Menganalisis peran/tokoh 5. Menghapal naskah lakon 6. Mengamati watak tokoh bersumber teater tradisional yang ada di daerahmu atau dari orang-orang disekitarmu 180 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK 7. Mengeksplorasi seni peran dengan dialog dan teknik seni peran melalui latihan individu dan kelompok 8. Menyeleksi watak tokoh seni peran 9. Menyusun dan membangun watak/ karakter tokoh seni peran, 10. Menggabungkan seni peran dalam latihan kelompok, 11. Membentuk seni peran gladi kotor dan gladi bersih sebagai hasil latihan kelompok 12. Menampilkan seni peran kelompok dengan lisan praktik seni peran dan tulisan konsep seni peran Setelah kamu belajar tentang lingkup dan kreativitas seni peran melalui aktivitas; analisis watak tokoh, proses latihan dan menampilkan seni peran bersumber lakon teater tradisional yang dipilih oleh kelompok kamu, isi- lah kolom tabel di bawah ini dengan V Cheklis! E. EVALUASI PEMBELAJARAN 1. Penilaian Pribadi Nama ………………………………….. Kelas ………………………………….. Semester ………………………………….. Waktu penilaian ………………………………….. No Pernyataan 1 Saya berusaha belajar seni peran dengan sungguh-sungguh. ☐ Ya ☐ Tidak 2 Saya mengikuti pembelajaran seni peran dengan tanggung jawab. ☐ Ya ☐ Tidak 3 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. ☐ Ya ☐ Tidak 4 Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami. ☐ Ya ☐ Tidak Seni Budaya 181 No Pernyataan 5 Saya berperan aktif dalam kelompok. ☐ Ya ☐ Tidak 6 Saya menyerahkan tugas tepat waktu. ☐ Ya ☐ Tidak 7 Saya menghargai keunikan perilaku manusia di daerah saya. ☐ Ya ☐ Tidak 8 Saya menghormati dan menghargai orang tua. ☐ Ya ☐ Tidak 9 Saya menghormati dan menghargai teman. ☐ Ya ☐ Tidak 10 Saya menghormati dan menghargai guru. ☐ Ya ☐ Tidak 2. Penilaian Antarteman Nama ………………………………….. Kelas ………………………………….. Semester ………………………………….. Waktu penilaian ………………………………….. No Pernyataan Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh 1 ☐ Ya ☐ Tidak Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian 2 ☐ Ya ☐ Tidak Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu 3 ☐ Ya ☐ Tidak Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami 4 ☐ Ya ☐ Tidak Berperan aktif dalam kelompok 5 ☐ Ya ☐ Tidak 182 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK No Pernyataan Menyerahkan tugas tepat waktu 6 ☐ Ya ☐ Tidak Menghargai keunikan ragam dan bentuk teater 7 ☐ Ya ☐ Tidak Menguasai dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik 8 ☐ Ya ☐ Tidak Menghormati dan menghargai teman 9 ☐ Ya ☐ Tidak Menghormati dan menghargai guru 10 ☐ Ya ☐ Tidak F. Rangkuman Seni peran atau seni akting merupakan unsur utama dalam seni teater. Seni peran adalah ilmu dan seni dalam membawakan suatu peran atau sosok tokoh yang dijalin oleh lakon atau cerita yang mengandung kon ik. Seni peran adalah keterampilan dalam melakukan, bertindak, berbuat seolah-olah menjadi dengan karakter peran sesuai lakon yang dibawakan di atas pentas secara tepat, logis, etis, estetis, dan mempesona. Seni peran dilakukan oleh seorang atau beberapa orang pemain. Pemain dalam seni teater disebut juga dengan istilah tokoh, aktor, aktris, atau pemain. Seorang pemain yang baik harus; rajin berlatih, bekerja sama, berinisiatif, menguasai unsur dan teknik seni peran, serta memiliki kesadaran akan potensi kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan potensi teman dalam menciptakan irama dan suasana permainan dalam seni peran. Ragam seni peran dalam pementasan teater tradisional, dapat dibedakan dalam gaya; komikal, realistik dan, agung. Unsur seni peran meliputi ekspresi tubuh, ekspresi wajah, ekspresi suara, ekspresi irama permainan seni peran, penghayatan peran, kostum rias, busana, dan asesoris dan peralatan handprop pemain. Teknik dasar seni peran meliputi; olah tubuh, olah suara, dan olah rasa/ sukma. Kreativitas seni peran dalam seni teater dapat dilakukan dengan langkah- langkah atau prosedur sebagai berikut Memilih dan menentukan lakon, Seni Budaya 183 membaca lakon reading, pembagian peran casting peran, menganalisis peran, menghafal lakon, mengamati karakter peran dari orang-orang disekitarmu, mengeksplorasi seni peran dengan dialog dan teknik seni peran melalui latihan individu dan kelompok, menyeleksi karakter peran, menyusun karakter peran, menggabungkan karakter peran dengan unsur seni peran dalam latihan kelompok, membentuk gladi kotor dan gladi bersih seni peran sebagai hasil latihan kelompok, menampilkan seni peran kelompok dengan lisan dan tulisan, serta mengevaluasi pembelajaran seni peran. G. Refleksi Keragaman dan keunikan karakteristik peran yang hadir dalam kehidupan di masyarakat merupakan sumber gagasan dalam mengembangkan seni peran. Dengan mengetahui karakter peran yang dibawakan dalam pembelajaran seni peran merupakan suatu pemahaman dan kesadaran bahwa manusia diciptakan Tuhan memiliki kecenderungan perilaku dan kedudukan sosial yang berbeda di mata manusia tetapi memiliki kedudukan yang sama sebagai hamba dihadapan Tuhan. Dengan belajar seni peran sebagai inti dari seni teater tradisional dapat dimaknai dan syukuri bahwa secara tidak langsung kita belajar untuk memahami kehidupan dari kita dan dari orang lain. Oleh karena itu, kita manusia dengan segenap potensi kelebihan dan kekurangan kita yang dianugrahi Tuhan, berupa; pikir, tubuh, suara, kehalusan rasa, kekayaan seni, budaya dan lingkungan sosial yang menyertainya sudah sepantasnya untuk menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin untuk kemaslahatan umat manusia, bangsa dan negara dengan cara bekerja sama, bersikap simpati dan empati terhadap sesama mahluk dan ciptaan Tuhan. H. Uji Kompetensi Kegiatan akhir pembelajaran seni peran perlu kiranya dilakukan evaluasi berupa uji kompetensi terhadap kamu, baik teori maupun praktik. Setelah mempelajari lingkup seni peran dan mengetahui langkah-langkah kreativitas dalam seni peran, coba presentasikan konsep dan praktik seni peran secara kelompok dengan lisan dan tulisan bersumber ceritera daerah atau lakon teater tradisional yang ada di daerahmu dan kamu akan tampilkan ! 184 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Semester 1 Menyusun Naskah Lakon BAB 8 PETA MATERI Pengertian Mengobservasi Seni Peran Seni Peran Menginterpretasi Karakter Seni Peran Ragam Jenis Seni Peran Tokoh Seni Peran Kreativitas Seni Peran Melatih Seni Peran Menampilkan Seni Peran Teknik Seni Peran Unsur-unsur Seni Peran Setelah mempelajari Bab 8 peserta didik diharapkan dapat 1. Mengidenti kasi lakon teater tradisional. 2. Membedakan ragam jenis dan bentuk lakon teater tradisional. 3. Mengidenti kasi unsur-unsur lakon teater tradisional. 4. Membedakan teknik menyusun lakon teater tradisional. 5. Mengapreasiasi lakon teater tradisional. 6. Menginterpretasi lakon teater tradisional. 7. Menyusun naskah lakon teater tradisional. 8. Mempresentasikan naskah lakon dengan lisan dan tulisan bersumber lakon teater tradisional. Seni Budaya 185 Pengantar Terkait pembelajaran seni teater di kelas X, pada bab. 7, kamu telah belajar tentang seni peran sebagai tahapan dan unsur penting dalam pembelajaran seni teater. Tahap pembelajaran selanjutnya, pada kamu akan diajak belajar untuk menyusun naskah lakon. Lakon, teks cerita, teks pidato, karya tulis dan lain sebagainya disebut naskah. Lakon bagian dari naskah, karena medianya kata-kata. Tetapi tidak semua naskah disebut lakon teater drama, karena di dalam lakon teater mengadung unsur kon ik. Kon ik dalam cerita dibangun adanya pertentangan pandangan tokoh peran lain atau unsur lain yang menghambat itikad baik dari peran utama sebagai ciri dari lakon teater atau drama. Kedudukan lakon di dalam pementasan seni teater menjadi unsur penting, khususnya pementasan drama. Lakon teater drama memberikan napas kehidupan di atas pentas melalui keutuhan unsur lakon diungkap sang kreator melalui media seni rupa, bunyi, gerak dan totalitas tubuh manusia. Lakon teater merupakan hasil karya masyarakat, sastrawan, seniman yang diwujudkan melalui media kata-kata. Kata-kata yang diungkapkan dengan tertulis atau lisan dengan bentuk pilihan bahasa puitik atau prosaik atau terjadi gabungan keduanya, tergantung kepada kebutuhan pentas, agar terjadi komunikasi dengan pembaca atau apresiatornya. Lakon, kisah atau cerita ditangan sang kreator, yakni pemeran, sutradara peramu seni teater, drama merupakan bahan baku yang perlu diolah secara seksama. Yakni proses kreatif, mengintrepretasi teks tulisan menjadi konteks pementasan melalui perwujudan seni teater atau drama. Manfaat adanya naskah lakon dalam suatu pementasan teater, termasuk di dalamnya seni drama tidak lain untuk memberi kemudahan bagi sang penggarap agar efektif dan e sien di dalam menentukan langkah-langkah menyiapkan materi seni, produksi dan publikasi pementasan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai kepada public penonton. Menyusun naskah lakon adalah pekerjaan yang tidah mudah, hal ini dapat dilakukan apabila kita memiliki daya imajinasi dan kreativitas tinggi dalam membiasakan diri untuk berlatih dan terus mengasah diri dalam hal dunia kepengarangan. Melalui pembelajaran ini diharapkan kamu dapat mengetahui, memahami, mengalami dan mampu menyusun naskah lakon untuk menambah wawasan dalam mendalami pembelajaran seni teater. 186 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Ketika kamu membaca kisah, lakon atau menyaksikan pementasan teater; di panggung, media televisi, layar perak bioskop, unsur penting apa saja yang dapat kamu ketahui dan pahami? Coba kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidenti kasi keragaman lakon pementasan teater tradisional dalam mengawali pembelajaran menyusun naskah lakon! 123 45 6 Kamu perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Gambar manakah yang menunjukan teater tradisional yang ada di daerahmu atau yang kamu ketahui? 2. Dapatkah kamu menceritakan peristiwa lakon dari salah satu contoh gambar tersebut? 3. Apa perbedaan yang menonjol terkait unsur lakon dari contoh gambar tersebut? 4. Dapatkah kamu mengidenti kasi unsur lakon dari contoh gambar tersebut? Seni Budaya 187 5. Bagaimanakah pendapat kamu terkait keberadaan lakon teater tradisional yang ada di daerahmu? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokan dan isilah kolom tabel di bawah ini sesuai dengan sumber lakon pementasan teater tradisional yang kamu ketahui! Sumber Cerita/Lakon No Nama Epos Uraian Gambar Pementasan Roman Hikayat Mahabarata- 1. 2. Ramayana 3. 4. 5. 6. Setelah kamu mengisi kolom tabel tentang sumber cerita atau lakon pementasan teater tradisional tersebut, kemudian diskusikan dengan teman kamu dan isilah kolom di bawah ini! Format Diskusi Hasil Pengamatan Nama Siswa NIS Hari/Tanggal Pengamatan 188 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK No. Unsur Uraian Hasil Pengamatan Pengamatan 1 Judul Lakon 2 Jenis Lakon 3 Tema Lakon 4 Unsur Lakon 5 Gambaran Singkat Lakon 6 Pesan Lakon Agar kamu lebih mudah memahami, bacalah dan pelajari lebih mendalam tentang teori, konsep, teknik dan prosedur lingkup teater. Selanjutnya, kamu bisa mengamati lebih lanjut dengan melihat pertunjukan langsung ataupun melihat tayangan dari video, media jejaring sosial, dan televisi serta membaca referensi dari berbagi sumber belajar yang lain! A. Pengertian Lakon Kata lakon sama halnya dengan istilah Sumber dok. ngalalakon-boga lalakon’ dalam, Bahasa Gambar Wayang Kulit Jawa Teater Sunda, atau lelakon’ dalam, Bahasa Jawa Boneka Sumber Lakon Epos artinya melakukan, melakoni peran atau memerankan tokoh cerita dengan berkata-kata Sumber dok. verbal atau tanpa berkata-kata non verbal di Gambar Wayang Golek Teater atas pentas. Boneka Sumber Lakon Cerita Epos. Kedudukan lakon dalam pementasan teater merupakan nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan atau membangun susunan struktur cerita melalui penokohan atau peran yang dibawakan seorang atau lebih pemeran. Lakon dalam pemetasan teater adalah hasil karya kolektif masyarakat, seniman dan atau Seni Budaya 189 sastrawan yang diwujudkan dalam bentuk Sumber dok. naskah lakon dengan cara ditulis atau tidak com, 2014 tertulis leluri. Lakon di mata seniman atau Gambar Wayang Wong Teater kreator seni teater merupakan bahan baku atau Istana Sumber Lakon Cerita Epos. sumber ide, gagasan dalam menyampaikan pesan estetis bentuk/wujud pementasan dan Sumber Lakon Cerita Panji pesan moral makna kehidupan melalui Gambar Topeng Arja Bali Teater kreativitas pementasan seni teater. Rakyat Lakon dalam pementasan teater tradisional Sumber dok. teater rakyat dan teater istana di kita baca, com, 2014 Indonesia, memiliki ciri tidak menggunakan Gambar Wayang Wong Teater naskah tertulis bersifat baku sebagaimana lakon Istana Sumber Lakon Cerita Epos. pada teater non tradisional. Lakon dalam pementasan teater merupakan pelengkap pokok dari keseluruhan bentuk penyajian keseniannya. Hamid, 197631 mengungkapka bahwa “Lakon atau cerita ini biasanya tanpa naskah tertulis sedang dialog berkembang mekar secara spontan. Kadang jalan cerita lakon berkembang dalam pementasannya sendiri. Artinya tanpa penaskahan, hanya alur dan karakter tokoh l akon yang ditentukan lebih dulu kepada para pemainnya “. Lebih lanjut menurut Sembung, 199226 umumnya cerita-cerita berasal dari cerita-cerita rakyat yang berbau sejarah. Sebagai manifestasi kehidupan mereka sehari-hari. Temanya berkisar pada kehidupan rumah tangga, kriminalitas, kekejaman, dan kemalangan, serta kelakuan-kelakuan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Adakalanya lakon teater mengambil dari kejadian tahun 1918 di Belendung ketika membuat induk irigasi Walahar. Contoh-contoh lakon dalam Topeng Banjet dapat dilihat dalam berbagai topik. Contoh topik kriminalitas adalah cerita tentang Si Ridon, seorang jawara yang suka memamerkan kejawaraannya dan suka memeras orang lain, tetapi akhirnya ia terbunuh karena ulahnya 190 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK
13 Jenis Database yang Wajib Kamu Ketahui. Jika kamu sedang mendalami ilmu data, maka kamu wajib mengetahui berbagai jenis database yang ada di luar sana. Sebab, database memiliki peran yang cukup penting. Yaitu, untuk menyimpan data atau informasi yang kamu miliki. Itulah mengapa kamu mesti paham berbagai jenis database serta perbedaannya.Pengertian Seni Peran – Pada kehidupan bermasyarakat banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan peran, namun tahu gak sih sebenarnya apa itu peran, banyak kata peran diucapkan karena sudah tidak asing lagi ditelinga, apalagi kalau anda sering melihat sebuah perfilman atau sebuah kontes perwayangan yang didalamnya banyak sekali peran-peran yang dilakukan oleh setiap pemain wayangnya. Berikut ini pembahasan tentang seni peran, pengertian seni peran, unsur-unsur seni peran dan teknik seni peran Pengertian Seni PeranPengertian Seni Peran Menurut Para AhliUnsur-unsur Seni PeranGaya Seni Peran dalam Teater TradisionalGaya KomikalGaya RealistikGaya AgunMenyesuaikan Gaya Seni PeranSeni Peran dalam Teater TradisionalTeknik Dasar Seni Peran Seni Peran atau Seni Akting adalah Seni untuk berbuat seolah-olah menjadi seseorang atau sesuatu yang bukan dirinya sendiri,peran adalah suatu kegiatan yang menunjukan sikap dari sifat yang ditimbulkan dalam diri seseorang. sehingga sejalan dengan lakon, naskah atau konsep yang ingin dibawakannya. Istilah “Peran” atau “Akting” berasal dari bahasa Inggris dari kata “to act” yang berarti bertindak, berbuat, melakukan atau berbuat seolah-olah menjadi diluar dirinya dari kata “to act” tersebut lahirlah istilah Actor untuk istilah pemeran pria dan Actrees sebagai sebutan untuk pemeran wanita. Jadi secara lebih jelasnya Seni peran ialah unsur pentin dalam pementasan teater, tanpa kehadiran seni peran yang dilakukan seorang atau banyak orang selaku pemeran di atas pentas tidak mungkin terjadi peristiwa teater Oleh karena itu, pembelajaran pertama dalam seni teater yang kamu harus pahami adalah teori, konsep, teknik dan prosedur tentang seni peran. Tahukah kamu bahwa seni teater keragaman yang kita miliki dan kita ketahui, baik teater tradisional maupun teater non tradisional memiliki jenis dan bentuk pementasan yang khas, ragam teater tradisional dan ciri-ciri kehadiran seninya di setiap suku dan masyarakat Indonesia sangat berhubungan erat dengan kehidupan secara adat dan upacara yang mengantarkan pada pembahasan seni peran dalam teater tradisional. Lakon atau naskah yang dibawakan akan memberikan kebutuhan Seni Peran yang berbeda dan menyesuaikan terhadap jenis Seni Teater yang dibawakan terlebih jika sudah berurusan dengan Teater Tradisional. Perlu kamu ketahui bahwa teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah bersifat khas dan unik, dilihat dari unsur-unsur pembentuk seninya dapat dibedakan menjadi dua bentuk pementasan, yaitu teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana. Terkait dengan media ekspresinya dapat pula dibedakan yaitu teater manusia dan teater boneka. Pengertian Seni Peran Menurut Para Ahli Aristoteles seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal. B. Plato dan Rousseau seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya. C. Ki Hajar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia D. Ahdian Karta Miharja seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya. E. Drs. Sudarmaji Seni peran adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang. F. Drs Popo Iskandar Seni peran adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok. G. Prof. Drs. Suwaji bastomi Seni peran adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru. H. Enslikopedia Indonesia Seni peran adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya. Unsur-unsur Seni Peran Pada dasarnya seorang pemain dalam membawa seni peran harus prima dan mempesona di atas pentas, unsur seni yang dimaksud adalah tubuh, suara, rasa, pikir, dan artistik penunjang seni peran lainnya. Pentingnya unsur-unsur seni peran ialah untuk memberikan kesempurnaan dan totalitas ekspresi dalam membangun perwatakan peran dan pesan moral yang diungkapkan seorang pemain dalam suatu hubungan unsur. Lakon/Naskah Unsur ini adalah naskah untuk melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang Pemeran. Unsur ini sangat penting bagi Seni Teater, karena merupakan nafas atau nyawa untuk menjalin hubungan cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang Pemeran. Unsur Penokohan / Peran Penokohan adalah pembagian karakteristik peran, untuk mendukung suatu Lakon. Contohnya penentuan tokoh protagonis yang merupakan tokoh utama, dan antagonis yang merupakan penghambat atau tokoh yang memiliki konflik dengan pelaku utama . Penokohan dalam Seni Teater dapat dibagi menjadi beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain Protagonis, Antagonis, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur, dan Utility. Unsur Tubuh Tubuh seseorang dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan oleh seorang seniman teater. Perhatian yang dimaksud termasuk pengolahan atau pelatihan agar tubuhnya memiliki lentur, memiliki stamina yang kuat dan reflek yang cekatan untuk digunakan sebagai penunjang utama gerak dalam berakting. Unsur Suara Suara, atau vokal adalah salah satu unsur utama yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan dialog dari Seni Teater. Selain itu beberapa jenis Drama Teater akan membutuhkan unsur ini untuk bernyanyi, hingga menirukan berbagai suara diluar manusia, seperti Hewan dan benda tertentu. Unsur Penghayatan Penghayatan atau penjiwaan berarti mengisi dan memanipulasi suasana perasaan hati, ketika membawakan tokohnya di pentas. Menghayati tokoh yang diperankan sangatlah penting, karena akan memberikan dampak yang besar pada kualitas performans dari seorang Aktor/Aktris. Unsur Ruang Ruang dalam Seni ini merupakan ruang imajiner yang diciptakan Pemeran untuk mengolah posisi tubuh dan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya. Terdapat beberapa variasi ruang, yaitu lebar gerak besar, sedang gerak wajar, kecil gerak menciut. Contohnya, melalui gerak besar, pemeran akan memberikan suasana; sombong/angkuh, menguasai, agung, perbedaan status, dan kebahagiaan atau justru tampak marah. Unsur Kostum Kostum adalah perlengkapan yang dikenakan, menempel atau melekat pada seniman peran untuk memperindah tubuh pemain pada wujud lahiriah dalam aksi seni peran di atas pentas. Kostum meliputi unsur rias, busana, dan asesoris. Selain untuk tujuan estetis, kostum juga berfungsi sebagai penguat atau memperjelas watak tokoh, baik secara fisik, psikis, moral atau sosial. Unsur Properti Properti yang dimaksud dalam Seni Peran adalah semua peralatan yang akan berinteraksi atau digunakan oleh Pemain, baik yang dikenakan maupun yang tidak dikenakan ditubuh. Biasanya properti dapat dikenakan oleh tangan handprop dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemain, seperti tas, topi, tongkat, kipas, busur, golok, dll. Unsur Musikal Unsur musikal adalah unsur pembangun suasana laku seni peran di atas pentas, meliputi; irama suasana hati, hingga ke irama vokal dari suatu lagu atau nyanyian yang dibutuhkan untuk membawakan lakon. Gaya Seni Peran dalam Teater Tradisional Gaya seni peran dalam teater tradisional rakyat, menurut Sembung, dapat dikatagorikan dalam tiga jenis adalah seni peran komikal, seni peran realistik, dan seni peran dengan gaya agung. Gaya Komikal Seni peran gaya komikal berarti gaya yang sarat dengan kelucuan yang harus di hadirkan. Biasanya gaya ini hadir ketika tokoh pelawak mulai muncul atau tampil dalam adegan comic relief bagian komik. Gaya Realistik Merupakan gaya yang menekankan kenaturalan dan kemiripan dengan tokoh manusia yang sebenarnya. Seni peran gaya realistik ditampilkan oleh pemeran lainnya dalam membawakan lakon bersumber kehidupan sehari-hari, misalnya tokoh sejarah atau hanya sekedar tokoh yang harus tampak alamiah. Gaya Agun Seni peran bergaya agung biasanya dilakukan pemeran untuk membawakan cerita atau lakon kolosal/kerajaan. Lakon yang dibawakan pada teater tradisional rakyat sebagian besar tidak berdasar pada naskah tertulis. Sehingga pemeran tidak menghafalkan dialog dan harus melakukan improvisasi atau aksi spontan dengan gaya agung meniru-nirukan gaya tokoh kerajaan. Menyesuaikan Gaya Seni Peran Dari teater tradisional, kita dapat mempelajari bahwa Seni Peran harus menggunakan gaya yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini juga berlaku bagi Teater Modern bahkan Seni Film sekalipun. Film akan cenderung membutuhkan gaya yang realistik, natural atau alami. Sementara itu Seni Teater Kontemporer akan bergerak tanpa batas melewati berbagai gaya Akting. Karena Teater hari ini banyak membawa berbagai referensi dari berbagai sudut pandang, tanpa membeda-bedakannya. Teater Kontemporer dapat bergaya tradisional, adiluhung dan merakyat secara bersamaan dalam satu Lakon. Seni Peran dalam Teater Tradisional Hal unik lainnya dari Seni Tradisional adalah bahwa seorang Aktris atau Aktor tidak hanya dituntut untuk dapat berakting atau berdialog saja. Mereka juga harus dapat menari, menyanyi, menabuh dan memahami konsep dasar iringan musik. Contohnya adalah seorang Dalang dalam Pementasan Wayang Golek/Kulit selain harus dapat fasih bercerita, ia juga harus memiliki kemampuan untuk memainkan wayangnya sendiri. Wayang Orang akan banyak melibatkan tarian tradisional pula. Persona dan Soft Skill Seni Peran, Seseorang yang berakting akan terlibat dengan banyak orang, karena Seni Teater atau Film melibatkan banyak orang untuk memproduksinya. Karenanya, seorang Aktor atau Aktris harus memiliki persona, etos kerja dan kemampuan komunikasi yang baik. Beberapa unsur penting yang harus diperhatikan ketika menjadi pelaku Seni Peran adalah Percaya Diri. Seorang Pemain Peran dituntut untuk sadar akan kelebihannya tanpa menjadi sombong dan mengenal kekurangannya sendiri tanpa rendah diri. Berwawasan dan mudah bergaul. Seorang Aktor atau Aktris harus peka terhadap berbagai isu-isu aktual agar dapat mengikuti berbagai naskah atau judul film yang akan dimainkan. Selain itu wawasan juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam bergaul dengan unsur lain dalam suatu Seni Teater atau film. Keberanian untuk Mencoba dan Gagal Trial and Error. Dibutuhkan agar dapat mengikuti ekspektasi dari semua tim dan kru produksi. Terkadang karena komunikasi yang kurang baik, keinginan pihak lain seperti Sutradara tidak dapat tercapai dan membutuhkan banyak pengambilan ulang adegan atau latihan. Kerja Keras. Seni ini melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan dan waktu yang berbeda-beda dengan kita. Sehingga seorang pelaku Seni Peran harus mampu bekerja keras mengikuti jadwal latihan atau syuting yang cenderung akan selalu padat. Menghindari Kesalahan Pemilihan Tokoh atau miss casting. Seorang Aktor harus mengerti mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam lakon atau naskah yang ia bawakan. Jangan sampai over acting untuk Lakon yang harus realistis, begitu juga sebaliknya, harus lebih ekspresif dan emosional dalam lakon yang memang membutuhkannya. Unsur ekstrinsik persona seorang Aktor atau Aktris diatas terdenga r terlalu umum dan dapat dengan mudah diketahui sebagai common sense. Namun memang kenyataannya hal-hal itu sangat dibutuhkan. Tidak sedikit Aktor atau Aktris yang hebat teknik perannya, tapi dihindari untuk casting oleh sutradara atau produser karena gagal memiliki poin-poin diatas. Hal-hal itu adalah kemampuan dasar kehidupan yang sayangnya masih banyak diacuhkan dan jarang di asah dalam keadaan sadar yang terencana oleh orang-orang. Tanpa Pemeran dengan persona dan soft skill yang baik, suatu pertunjukan teater atau film dapat tersendat proses produksinya. Berbicara soal dasar, selain persona dan soft skill, seorang Pemain atau Pemeran juga harus mengetahui berbagai unsur-unsur pembentuk dari Seni Peran itu sendiri. Teknik Dasar Seni Peran Teknik dasar peran adalah metode dan strategi dasar dalam melakukan atau memainkan Peran. Selain teknik, teknik dasar seni peran juga melibatkan berbagai latihan untuk mempersiapkan tubuh seorang Pemain. Teknik dasar Seni Peran meliputi Olah Tubuh. Latihan dasar untuk menjaga stamina dan kelenturan tubuh. Olah Suara/Vokal. Latihan untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan vokal. Olah Rasa. Latihan untuk meningkatkan kemampuan penghayatan dan imajinasi. Ruang. Merupakan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan suatu ruang pergerakan dari fragmen atau adegan. Misalnya agar tidak melakukan blocking, yaitu menunjukan punggung pada penonton, sehingga mereka tidak dapat melihat ekspresi dan gerakan tubuh Pemain dengan baik.Yuk simak ulasannya sebagai berikut. 1. Digital Agency. Jenis pertama dari perusahaan agency adalah digital agency, yaitu penyedia jasa hasil penggabungan antara marketing dan sisi kreatif di era digitalisasi ini. Umumnya, jasa atau layanan yang ditawarkan digital agency adalah SEO (Search Engine Optimization), SEM (Search Engine Marketing misi ka ada yang bisa bantu jawab? *il..l 100 A… Kelas_10_…wa_2017 artistik tersebut dilakukan oleh seorang pimpinan grup kesenian. Oleh karena 200 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK itu, pembelajaran pementasan teater kali ini, terfokus pada lingkup materi pementasan teater tradisional, mulai dari kegiatan; persiapan sebelum pementasan prapementasan, pelaksanaan pementasan, dan akhir pementasan pasca pementasan. Setelah kamu menyaksikan pementasan teater di gedung pertunjukan, di tengah lapang, di media jejaring sosial, atau di televisi. Unsur-unsur pementasan apa saja yang kamu lihat tonton? Coba kamu amati gambar di bawah ini, untuk mengidentifikasi kegiatan pementasan teater tradisional ! three 5 6 Seni Budaya 201 Perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di *l..l A… 99 Zdit 88 thirty Seni Budaya 201 209 Perhatikan gambar di atas lebih seksama, kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini! Gambar manakah yang menunjukkan jenis teater yang kamu ketahui dan ada di sekitarmu? ane. ii. Apakah kamu pernah menyaksikan salah satu pementasan teater tradisional berdasarkan gambar tersebut? three. Apa perbedaan yang menonjol dari sudut pandang pementasan teater tradisional dari contoh gambar tersebut? 4. Dapatkah kamu mengidentifikasi pengetian pementasan teater tradisional dari contoh gambar tersebut? 5. Bagaimanakah keberadaan teater tradisional yang ada di daerahmu atau yang kamu ketahui melalui contoh gambar tersebut? Berdasarkan pengamatan melalui gambar, sekarang kamu kelompokkan dan isilah tabel di bawah ini sesuai dengan lingkup pementasan teater! Ragam Jenis Teater Tradisional No Nama Pemen- Uraian Gambar tasan Teater Teater Teater Teater Tutur Boneka Manusia ane. ii. 3. 4. v. 6. seven. 8. ix. 202 Kelas Ten SMA / MA / SMK / MAK -210 DO W Alat Tampilan Mobile Bagi PDF ke DOC Seni Budaya 169 Tabel 1. Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No. Gambar Tanya Jawab ane. daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 2. 2. Dapatkah kalian menceritakan peristiwa lakon dari salah satu contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. iii. 3. Apa perbedaan yang menonjol terkait unsur lakon dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. iv. 4. Dapatkah kalian mengidentiikasi unsur lakon dari contoh gambar tersebut? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 5. five. Bagaimanakah pendapat kalian terkait keberadaan lakon teater tradisional yang ada di daerah kalian? Taggapan atau jawaban peserta didik dengan kecenderungan sangat beragam dan bersifat analisis bahkan dengan kemungkinan menjawab tidak ada atau tidak tahu. Jawaban peserta didik perlu dihargai dan jadikan sebagai modalitas memahami pengalaman apresiasi seni dan pengalaman hidup peserta didik. 1 4 2 5 3 half-dozen 170 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Aktiitas peserta didik untuk menjawab pertanyaan melalui pengamatan gambar pementasan teater tradisional yang dimunculkan dipastikan memiliki kecenderungan jawaban sangat beragam dan dapat memacu pada kegiatan pembelajaran tanya jawab. Dengan jawaban yang berbeda untuk setiap peserta didik, jadikan sebagai modalitas untuk terlibat aktif dalam suasana pembelajaran yang sesunguhnya. Pendapat peserta didik apakah benar atau salah perlu dihargai dengan pujian atau arahan untuk memotivasi peserta didik agar terpacu untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut terkait materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik. Jika proses pembelajaran melalui rangsang gambar pementasan tradisional yang dimunculkan kurang efektif dan membingungkan peserta didik dalam pembelajaran. Guru disarankan untuk menfasilitasi peserta didik dengan mencari media lain, yakni; keragaman jenis dan bentuk teks cerita daerah atau lakon bersumber teater tradisional berbasis ke daerahan. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab per- tanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik. Timbal balik dari jawaban peserta didik, guru memperoleh jawaban atau tanggapan sebagai langkah awal dalam melakukan strategi pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan pengamatan mendalam bersumber ragam pe- mentasan teater tradisional dengan sub-materi memahami jenis dan ben- tuk lakon dengan cara peserta didik melakukan analisis ragam jenis dan bentuk lakon sebagaimana tertuang dalam tabel 2. Tabel 2. Analisis Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional No Gambar Nama Pementasan Sumber CeritaLakon Uraian Ulasan Roman Hikayat Panji Epos Mahabarata- Ramayana 1. Teater Rakyat Mendu, Riau ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Kepulauan Riau, Sumatra. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. Seni Budaya 171 2. Teater Boneka Wayang Golek, Jawa Barat ✓ Jenis teater boneka ini tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri- ciri teater klasik atau istana sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 3. Teater Rakyat Ludruk, Jawa Timur ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Timur. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 4. Teater Rakyat Topeng Banjet, Jawa Barat ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Karawang, Subang Jawa Barat. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 5. Teater Istana atau Klasik Wayang Wong, Jawa Tengah dst. ✓ Jenis teater klasik atau istana ini tumbuh dan berkembang di daerah Keraton Yogyakarta dan Surakarta Jawa Tengah. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. 6. Teater Rakyat Topeng Arja, Bali ✓ Jenis teater rakyat tradisional ini tumbuh dan berkembang di daerah Bali. Penjelasan mendalam guru dapat memahami ciri-ciri teater rakyat sebagaimana tertuang dalam buku materi peserta didik. Informasi Guru Jawaban peserta didik pastinya sangat beragam. Biarkan situasi pembelajaran lebih hidup dan beragam tanggapan. Guru senantiasa memotivasi dan menfasilitasi evaluasi bersama melalui silang jawaban atau pendapat antar peserta didik. Untuk kelancaran pembelajaran pada tahap pembelajaran inti, guru memotivasi dan memfasilitasi peserta didik dengan cara membuat kelompok diskusi. Pembagian kelompok diskusi, hendaklah memperhatikan pembagian kelompok berdasarkan keragaman atau pemerataan kemampuan peserta didik. Artinya, setiap kelompok terdiri dari para peserta didik yang memilki 172 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK kencederungan belajar yang berbeda, yakni kelompokan peserta didik, antara yang rajin dan kurang rajin dengan teknik pembagian dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik dari antusias atau semangat pembelajaran sebelumnya. Aktivitas Peserta Didik Langkah pembelajaran selanjutnya, setelah kondisi peserta didik dibagi dalam kelompok belajar atau mengacu kelompok belajar yang telah dibentuk sebelumnya. Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk aktif menjawab pertanyaan dengan sub-materi tertuang pada tabel 3. Tabel 3. Format Diskusi Hasil Pengamatan Menyusun Naskah Lakon Melalui Rangsang Gambar Pementasan Teater Tradisional Nama SiswaKelompok NIS HariTanggal Pengamatan No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan 1. Judul Lakon OKD Operasi Keamanan Desa Teater Rakyat, Jawa Barat gambar 4. ii. Jenis Lakon Roman Sejarah 3. Tema Lakon Tema Perjuangan Keterangan tambahan Di dalam setiap lakon mengandung tema, antara lain tema sosial, tema psikologi kejiwaan, tema perjuangan heroic, dst. Di dalam tema memiliki; masalah , pesan dan gagasan dari penulis atau pengarang atau pemilik cerita. 4. Unsur Lakon Setiap lakon mengandung unsur Alur cerita, tema cerita, penokohan, karakter, setting cerita dan sudut pandang cerita dari sumber cerita atau pengarang cerita. 5. Gambaran Singkat Lakon Perjuangan para keamanan desa sungguh tertantang akibat ulah para penjahat yang suka menggangu keamanan warga. Berkat kegigihan dan kerjasama dengan aparat keamanan lainnya TNI, akhirnya berhasil menanggkap para perusuh yang membuat masyarakat hidup tidak nyaman. Para penjahat tak berdaya Seni Budaya 173 No. Unsur Pengamatan Uraian Hasil Pengamatan bertekuk lutut dan dipenjarakan oleh aparat keamanan. Warga masyarakat pun kini hidup dengan aman dan damai. 6. Pesan Lakon Janganlah berbuat kejahatan atau onar, karena dengan berbuat kejahatan atau onar dapat merugikan diri sendiri dan orang lain atau warga masyarakat. Informasi Guru Jawaban di atas hanyalah sebuah contoh dalam menafsir atau mengiterpretasi cerita atau lakon melalui rangsang gambar pementasan teater tradisional gambar nomor 4. Oleh karena itu, peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih salah satu dari gambar pementasan teater tradisional yang akan dijadikan topik pembahasan dalam menyusun naskah lakon. Pengalaman dan aktiitas peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada kolom tabel yang ditugaskan adalah modal kreativitas menggali dan mengembangkan imajinasi lakon atau cerita dengan teknik menyusun lakon dan mengkomunikasikannya bersumber pengetahuan dan pengalaman peserta didik dan antar teman. Aktivitas Peserta Didik • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan diskusi sesuai kelompok dan mempelajari buku materi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tertuang pada tabel 3. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan dan lisan sesuai kelompok yang dibentuk. Dilanjutkan dengan tanya jawab antarkelompok presentasi diskusi dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mengemukakan temuannya dari hasil diskusi. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menjawab kembali sesuai pertanyaan yang tertuang pada tabel 1 dan tabel two. Hal ini, dilakukan sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam menguasai konsep menyusun naskah lakon. • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi menyusun naskah lakon mengenai; pengertian, jenis dan bentuk, serta unsur lakon bersumber lakon teater tradisional. 174 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelompok atau kelompok kelas berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pemahaman peserta didik dalam mengikuti sub-materi selanjutnya. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar konsep menyusun lakon, pemberian tugas dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi yang akan dibahas peserta didik pada pertemuan selanjutnya pada semester ii. Informasi Guru Kegiatan tindak lanjut berupa penugasan, guru menyarankan peserta didik secara kelompok untuk beraktiitas mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan langsung, peserta didik dapat melakukan wawancara, observasi pada kelompok seni teater tradisional yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak langsung terkait sub materi dengan cara menggunakan berbagai media pembelajaran seperti; membaca materi pembelajaran, internet, video, dst. Hindari pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas sehingga peserta didik tidak termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber informasi tentang identiikasi pengertian, jenis dan bentuk dan beberapa unsur pendukung dalam memahami menyusun naskah lakon perlu disampaikan oleh guru, demikian pula dengan bagaimana cara untuk memperoleh informasi tersebut. Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Seni Budaya 175 Tabel 4. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mengidentiikasi Lakon Teater Tradisional Mengidentiikasi Unsur-Unsur Lakon Teater Tradisional Membandingkan Jenis Dan Bentuk Lakon Teater Tradisional 1 two 3 4 5 1 ii 3 4 5 1 2 three 4 five i ii 3 four Dst. Skor Maksimal fifteen Tabel 5. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Menysun Lakon Menghargai Pendapat Teman 1 2 3 4 five 1 2 3 4 5 1 2 3 iv v 1 2 3 four Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 6. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Full Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menemukan Konsep Menyusun Lakon Mengkomunikasikan Temuan 1 2 iii 4 5 1 2 3 iv 5 1 2 iii 4 5 1 ii 3 4 dst. Skor Maksimal fifteen 176 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 7. Keterangan Skor Skor Penjelasan v Sangat Baik iv Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor 1 sampai v. Tabel 8. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan 1. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. 2. Baik four 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. 3. Cukup iii 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 4. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. 5. Sangat Kurang i fifty-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Pedoman Penilaian Nilai Skor = x100 = …….. Skor siswa ∑ 45 Seni Budaya 177 Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,5 menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, dan tes lisan, dalam memahami konsep menyusun naskah lakon. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan beragam konsep dalam pembelajaran menyusun naskah lakon dari kelompok seni teater tradisional yang ada di masyarakat. Dalam pembelajaran menyusun naskah lakon pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. 1. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi menyusun naskah lakon bagi peserta didik. ii. Menunjukkan berbagai contoh konsep menyusun lakon dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pembelajaran dalam memahami materi menyusun naskah lakon. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis dan bentuk lakon sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan lakon yang dibawakan dalam menunjang aktiitas dan kreativitas menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. 178 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Seni Budaya 179 B. Pertemuan Kedua Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran terkait teknik dan prosedur menyusun naskah lakon pada pertemuan kedua, peserta didik diharapkan dapat • Membedakan teknik menyusun lakon teater tradisional. • Mengapreasiasi lakon teater tradisional. • Menganalisis lakon teater tradisional. • Menyusun naskah lakon teater tradisional. • Mempresentasikan naskah lakon dengan lisan dan tulisan bersumber lakon teater tradisional. Indikator capaian peserta didik yang telah direncanakan dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Pelaksanaan pembelajarannya, guru perlu suatu upaya melalui proses pembelajaran. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dalam pertemuan kedua untuk mengusai teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Adapun pendekatan saintiik dalam implementasi pembelajarannya dapat dilakukan dengan tidak selalu berurutan. Pendekatan pembelajaran saintiik pun, guru dapat memilih dan menggunakan beberapa model yang relevan seperti; model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dst. Langkah pertama dalam lingkup pembelajaran menyusun naskah lakon dengan pendekatan saintiik untuk memahami teknik dan prosedur dalam proses pembelajaran menyusun naskah lakon dapat dilakukan sebagai berikut. Informasi Guru Aktiitas guru sebagaimana biasanya sebelum masuk pada pembelajaran inti, dipastikan melakukan kegiatan pembelajaran awal atau kegiatan apersepsi. Salah satu fungsinya, guru dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami tujuan pembelajaran yang akan dibahas dan mengaitkan dengan sub-materi pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya. 180 Buku Guru Kelas Ten SMA MA SMK MAK Aktivitas Peserta Didik Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didik melalui pengamatan langsung atau tidak langsung tentang pemahaman teknik dan prosedur seni peran bersumber lakon teater tradisional dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, seperti; membaca materi pembelajaran, berkunjung ke sanggar teater tradisional, apresiasi pementasan teater tradisional, internet, video, dst. Langkah selanjutnya, setelah peserta didik menjawab pertanyaan sebagaimana tertuang dalam buku peserta didk. Guru tetap senantiasa untuk motivasi dan menfasilitasi peserta didik pada tahap pembelajaran selanjutnya. Yakni, peserta didik melakukan diskusi mendalam bersumber ragam hasil pengamatan peserta didik dengan sub-materi teknik dan prosedur menyusun naskah lakon. Langkah berikutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi dalam diskusi kelompok untuk menganalisis lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah sebagaimana tertuang pada tabel 1. Tabel 1. Analisis Lakon Judul Lakon Si Ridon Karawang Sumber Topeng Banjet Kabupaten Karawang Nama Kelompok ………………… No. Babak Adegan Nama Tokoh Kedudukan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias Tokoh Busana Tokoh Peralatan Tokoh Musik one. Babak I Siang hari. Disebuah Perkampungan daerah Karawang Adegan one Si Ridon Tengah Berlatih Pencak Silat. Si Ridon Tokoh Utama Protagonis memiliki kemampuan Pencak Silat. Seorang pemuda sekitar thirty tahunan, berperawakan ganteng, tinggi besar, berkumis dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pemberani, sopan, dan pembela kebenaran. Rias karakter berwibawa, ganteng, berkumis dst. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, beriket kepala barangbang semplak, dan beralas kaki sandal capit dari kulit, dst. Golok Kendang Pencak. Seni Budaya 181 No. Babak Adegan Nama Tokoh Kedudukan Status Tokoh Ciri- Ciri Fisik Ciri- Ciri Psikis Rias Tokoh Busana Tokoh Peralatan Tokoh Musik 2. Babak II Malam hari. Disebuah gubuk tua yang kumuh. Adegan 1 Gembong Penjahat dkk. tengah merencanakan kerusuhan warga Gembong penjahat dan Antek- anteknya Tokoh Antagonis Suka berkelahi, dan merampok. Berusia tua sekitar 50 tahunan, berparas jelek, berperawakan kekar, berkumis baplang dan kulit sawo matang, dst. Berjiwa; pengecut, licik,kasar, suka memaksa dan merampas hak orang lain perampok. Rias karakter garang, lusuh, dan suka berkelahi membuat takut orang lain. Baju kampret warna hitam pakai sabuk jawara, bergelang akar bahar, beriket di leher, dan tidak beralas kaki, dst. Golok Gamelan Sunda 3. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Informasi Guru Analisis lakon di atas hanyalah sebuah contoh. Peserta didik dalam situasi pembelajaran kelompok dapat memilih dan menentukan lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah yang dapat dikembangkan dalam topik pembahasan teknik dan prosedur berkreativitas menyusun naskah lakon. Aktifitas Peserta Didik • Langkah selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk melakukan latihan menyusun naskah lakon sesuai lakon yang dibawakan melalui diskusi kelompok bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Dengan panduan peserta didik dalam berkreativitas menyusun naskah lakon sebagaimana tertuang pada tabel ii. Tabel 2. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Nama Kelompok No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik 1. Memilih dan menentukan lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. 2. Membaca naskah atau mengapresiasi lakon melalui pementasan teater tradisional atau sumber cerita daerah. 3. Menganalisis lakon bersumber teater tradisional atau cerita daerah. 182 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK No. Prosedur Pembelajaran Kreativitas Menyusun Naskah Lakon Bersumber Lakon Teater Tradisional Target Capaian Peserta Didik four. Menyusun pola pengadegan lakon melalui analisis tokoh utama atau peran utama dalam suatu babak pementasan teater tradisional. 5. Mempresentasikan lakon bersumber teater tradisional dengan lisan dan tulisan. Informasi Guru Tabel. 2 di atas hanyalah sebuah rambu-rambu atau kisi-kisi bagi guru untuk memandu peserta didik dalam beraktiitas dan berkreativitas menyusun naskah la- kon sesuai prosedur pembelajaran. Keteraturan dan ketelitian peserta didik dalam be- raktiitas dan berkreativitas sesuai panduan atau langkah-langkah pembelajaran pada tabel. 2 merupakan modal kreativitas dalam menggali potensi dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyusun naskah lakon dengan saling tolong me- nolong dan membangun kerjasama antar teman. Aktifitas Peserta Didik • Selanjutnya, peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan tulisan sesuai tabel 1, lisan dan praktik menyusun nas- kah lakon sesuai lakon yang dibawakan. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi melakukan tanya jawab antara kelompok penyaji dengan peserta didik dan seterusnya sampai semua kelompok untuk mem- presentasikan hasil diskusinya. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk menyimpulkan lingkup materi pem- belajaran mengenai; teknik dan prosedur menyusun naskah lakon yang dipelajari. • Peserta didik dimotivasi dan difasilitasi untuk memperbaiki hasil diskusi kelom- pok berdasarkan masukan teman dan arahan guru sebagai upaya optimalisasi pe- mahaman peserta didik dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun nas- kah lakon. • Akhirnya, guru jangan lupa melakukan tindak lanjut berupa penguatan materi yang telah dibahas, pemahaman sikap peserta didik setelah belajar teknik dan prosedur menyusun naskah lakon, tagihan tugas perbaikan dan menghubungkan materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan materi pembelajaran pada se- mester 2 mengenai merancang pementasan teater dan pementasan teater bersum- ber teater tradisional. Seni Budaya 183 Evaluasi Materi dalam buku peserta didik telah memuat latihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain terhadap peserta didik. Beberapa latihan dalam buku peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran teknik dan prosedur menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi adalah keterbukaan terhadap berbagai alternatif jawaban. Peserta didik dapat memberikan berbagai jawaban yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus dihargai sepanjang peserta didik mampu memberikan penjelasan dari jawabannya tersebut. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut. Tabel 3. Penilai Pengetahuan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Full Nilai Analisis Lakon Teater Tradisional Atau Cerita Daerah Identiikasi Teknik Menyusun Lakon Prosedur Berkreativitas Menyusun Naskah Lakon 1 2 three iv v 1 2 3 iv five i two 3 four 5 i 2 3 iv Dst. Skor Maksimal 15 Tabel 4. Penilai Sikap No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Berani Mengemukakan Pendapat Menghargai Kreativitas Menyusun Lakon Menghargai Pendapat Teman i ii 3 4 5 1 2 iii 4 v 1 ii 3 4 v i 2 three four Dst. Skor Maksimal xv 184 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK Tabel 5. Penilai Keterampilan No. Nama Peserta Didik Pengetahuan Total Nilai Mencari Informasi Ketelitian Menyusun Naskah Lakon Mengkomunikasikan Temuan 1 2 three iv 5 1 ii three 4 5 1 2 3 iv five 1 2 three iv Dst. Skor Maksimal 15 Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara ane – v. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan peserta didik, sebagai berikut. Tabel 6. Keterangan Skor Skor Penjelasan five Sangat Baik four Baik 3 Cukup 2 Kurang i Sangat Kurang Penilaian dilaksanakan selama KBM berlangsung. Kriteria penilaian, dilakukan dengan menggunakan nilai skor one sampai v. Tabel 7. Kriteria Penilaian No. Kriteria Penilaian Nilai Skor Keterangan ane. Sangat Baik 5 86-100 Apabila, peserta didik sangat aktif, memahami dan menanggapi dengan sangat baik dalam mengikuti pembelajaran. ii. Baik four 76-85 Apabila, peserta didik aktif, memahami dan menanggapi dengan baik dalam mengikuti pembelajaran. three. Cukup 3 66-75 Apabila, peserta didik cukup aktif, cukup memahami, dan cukup menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. iv. Kurang 2 56-65 Apabila, peserta didik kurang aktif, kurang memahami, dan kurang menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. v. Sangat Kurang i 50-55 Apabila, peserta didik sangat kurang aktif, sangat kurang memahami, dan menanggapi dalam mengikuti pembelajaran. Seni Budaya 185 Pedoman Penilaian Nilai Skor = x 100 = …….. Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah ix. Apabila seorang peserta didik memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh peserta didik adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 dikali 100 , sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan peserta didik adalah 73,3 atau dibulatkan kurang dari setengah 0,five menjadi 73 dengan predikat nilai peserta didik kategori cukup untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis, tes lisan, dan praktik dalam memahami teknik dan prosedur menyusun naskah lakon. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada peserta didik atau kelompok peserta didik yang lain. Bagi peserta didik atau kelompok peserta didik yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat menstimuli mereka untuk lebih memperdalam pemahaman tentang teknik dan prosedur dalam pembelajaran menyusun naskah lakon untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli peserta didik atau kelompok peserta didik untuk menemukan dan menyusun naskah lakon bersumber pengamatan langsung dan tidak langsung. Dalam pembelajaran menyusun naskah lakon pengayaan materi dapat diberikan dengan cara sebagai berikut. ane. Memberikan contoh sebanyak-banyaknya materi pementasan teater tradisional yang tumbuh dan berkembang di daerah maupun teater tradisional yang ada di daerah lain di Indonesia sebagai bahan pengamatan atau apresiasi menyusun naskah lakon bagi peserta didik. 2. Menunjukkan berbagai contoh lakon dalam pementasan teater tradisional sebagai objek pementasan dalam memahami materi menyusun naskah lakon. 3. Memberikan contoh-contoh ragam jenis dan bentuk lakon sesuai dengan kecenderungan karakteristik pementasan teater dan lakon yang dibawakan Skor siswa ∑ 45 186 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK dalam menunjang aktiitas dan kreativitas menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah, sangat bermanfaat untuk membuka wawasan peserta didik, memberikan stimulus dalam berikir dan berbuat lebih kreatif. Remedial Kemampuan para peserta didik tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi peserta didik yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami peserta didik atau kelompok peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut yang dilakukan secara menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis dalam lingkup konsep menyusun naskah lakon bersumber lakon teater tradisional atau cerita daerah. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut terhadap sub-materi pembelajaran. Interaksi dengan Orang Tua Pemahaman peserta didik terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua peserta didik. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para peserta didik, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan melaksanakan tugas kelompok di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pementasan teater tradisional dengan anak- anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pementasan teater tradisional tersebut. Semester 2 188 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK semester 2 BAB ix Pameran Karya Seni Rupa Kompetensi Inti KI i Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI iii Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kerja sama, santun, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, dan alam melalui apresiasi dan kreasi seni sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami konsep dan prosedur pameran karya seni rupa. Memamerkan hasil karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang dibuat berdasarkan melihat model. Seni Budaya 189 Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang pameran karya seni rupa, siswa diharapkan dapat memahami konsep dan prosedur pameran seni rupa serta dapat melaksanakan pameran karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang dibuat siswa dengan melihat model. Informasi Guru Pada semester yang lalu peserta didik telah belajar membuat karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Kini saatnya untuk mengkomunikasikan karya yang mereka buat kepada khalayak yang lebih luas. Jika saat itu peserta didik hanya menampilkannya dalam pameran sederhana di dalam kelas, maka sekarang mereka menyelenggarakan pameran yang lebih besar dalam kegiatan akhir tahun bersamaan dengan kegiatan pementasan seni lainnya. Kegiatan apresiasi seni dalam bentuk pameran seni rupa dan pagelaran seni pertunjukkan musik, tari dan teater bermanfaat untuk mengenalkan kepada masyarakat sekolah dan masyarakat sekitar hasil kreasi siswa sekolah tersebut. Melalui kegiatan ini peserta didik diharapkan dapat meningkatkan silaturahmi dengan teman-temannya dari kelas yang lain maupun dari sekolah lain yang datang berkunjung untuk mengapresiasi hasil kreasi mereka. Tanggapan dari para pengunjung pameran dan pentas seni dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu sajian pameran dan pementasan di masa yang akan datang. PETA MATERI Pameran Seni Rupa Pengertian Pameran Tujuan, Fungsi, Manfaat, dan Pameran Merencanakan Pameran Persiapan pameran Pelaksanaan pameran 190 Buku Guru Kelas 10 SMA MA SMK MAK Informasi Guru Indikator Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang pameran karya seni rupa, peserta didik diharapkan mampu 1. Mengidentiikasi pengertian pameran ii. Menjelaskan pengertian pamernan karya seni rupa 3. Mengidentiikasi jenis pameran seni rupa 4. Membandingkan jenis pameran seni rupa, Pernahkah siswa-siswi anda mengunjungi pameran karya seni rupa? Mungkin diantara mereka ada atau bahkan banyak yang belum pernah mengunjungi museum atau galeri seni rupa, tetapi mereka mungkin tidak menyadari bahwa kegiatan pameran karya seni rupa secara langsung maupun tidak langsung ada disekitarnya. Mintalah peserta didik untuk mengamati baik-baik lingkungan di sekitarnya. Beri penjelasan pada peserta didik bahwa kegitan menata ruangan, menggantungkan foto atau lukisan di dinding ruang tamu bahkan di ruangan kamar tidur pada dasarnya kegiatan memamerkan karya seni rupa. Lukisan, foto, affiche dan benda-benda hiasan lainnya yang digantungkan di dinding, dipasang untuk dinikmati atau diapresiasi orang yang melihatnya. Selanjutnya ajak mereka untuk memperhatikan barang dagangan yang dipajang di pasar, di warung, di kaki lima, di toko hingga super market, tunjukkan bagaimana barang-barang tersebut ditata sedemikian rupa agar menarik perhatian orang yang melihatnya dan tentunya dengan harapan akan membelinya. Berilah mereka gambaran bahwa prinsip dasar kegiatan pemeran karya seni rupa pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pemajangan barang-barang tersebut. Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa ke pada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan deinisi yang diberikan Galeri Nasional Republic of indonesia bahwa pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas http Bentuk apresiasi ini bermacam-macam, mulai dari pujian dalam hati hingga imbalan berupa materi. A. Pengertian Pameran Seni Budaya 191 Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah masyarakat. Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi peserta didik dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Sedangkan konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis benda karya seni rupa untuk dilihat dengan harapan dapat diapresiasi oleh masyarakat. Informasi Guru Indikator Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran tentang tujuan, manfaat dan fungsi pameran karya seni rupa, peserta didik diharapkan mampu 1. Mengidentiikasi tujuan pameran seni rupa, 2. Mengidentiikasi fungsi pameran seni rupa three. Mengidentiikasi manfaat pameran seni rupa, four. Mengungkapkan tujuan pameran seni rupa 5. Mengungkapkan fungsi pameran seni rupa six. Mengungkapkan manfaat pameran seni rupa Informasikan kepada siswa anda bahwa sebagai mahluk yang berakal dan berbudi, setiap pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seharusnya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Demikian pula halnya dalam kegiatan penyelenggaraan pameran setidaknya dikenal beberapa tujuan yaitu tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebuah kegiatan pameran yang diselenggarakan dalam lingkup terbatas sekolah maupun lingkup yang lebih luas masyarakat dapat diselenggarakan dengan harapan tujuan karya yang dipamerkan terjual dan dana hasil penjualan tersebut digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu, korban bencana alam. Ada juga kegiatan pameran yang diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terkjual dengan keuntungan yang tinggi bagi pemilik karya atau penyelenggara pameran tersebut. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa, pameran diselenggarakan dengan harapan mendapat apresiasi dan tanggapan dari pengunjung untuk meningkatkan kualitas B. Tujuan, Manfaat dan Fungsi Pameran 192 Buku Guru Kelas X SMA MA SMK MAK berkarya selanjutnya. Walaupun demikian tidak terlarang hbagi siswa untuk menyelenggarakan kegiatan pameran karya seni rupa yag bersifat komersial. Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan peserta didik dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif. Berkaitan dengan organisasi penyelenggaraannya, penyelenggaraan pameran di sekolah bermanfaat untuk melatih peserta didik bekerja dalam kelompok bekerja sama dengan orang lain, menguatkan pengalaman sosial, melatih untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri serta melatih untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan. Jika karya yang dipamerkan diapresiasi dengan baik, kegiatan pameran juga bermanfaat membangkitkan motivasi peserta didik dalam berkarya seni. Cahyono, 1994. Motivasi untuk berkarya dan menyajikan karya ini merupakan jalan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Rasa percaya diri ini mendorong siswa untuk berani mencoba sesuatu yang baru, mendorong timbulnya sikap kreatif dan inovatif. Kegiatan pameran memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni seniman dengan pengamat seni apresiator. Pameran seni rupa pada hakekatnya berfungsi untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton Wartono, 1984. Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat 1996 125 secara khusus menyebutkan fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya 1 Meningkatkan apresiasi seni; two Membangkitkan motivasi berkarya seni; three Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas; iv Berkarya visual lewat karya seni dan v Belajar berorganisasi. Proses pembelajaran tentang pameran karya seni rupa ini menggunakan pendekatan saintiik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Adapun model pembelajaran yang digunakan dapat memilih beberapa model yang relevan seperti model pembelajaran kolaboratif, model pembelajaran penemuan, model pembelajaran berbasis proyek dsb. Secara umum langkah-langkah pendekatan saintiik dalam proses pembelajaran pameran karya seni rupa dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Mengamati